Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengecam dan menyayangkan Perdana Menteri (PM) Timor Timur, Mari Alkatiri, yang menuduh Republik Indonesia berada di balik kerusuhan Dili. "Saya menyayangkan pernyataan yang dikeluarkan oleh Perdana Menteri Mari Alkatiri, yang menyebut milisi pro-Indonesia, dan juga ditengarai ada pihak ketiga, yang menimbulkan kekacauan di Timor Leste itu," kata Presiden di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin. Selain itu, Presiden Yudhoyono, menyatakan terima kasih kepada Presiden Timor Leste (Timor Timur/Timtim), Kay Rala Xanana Gusmao, dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia, Alexander Downer, yang masing-masing memberi pernyataan bahwa mereka tidak melihat bukti apapun tentang keterlibatan Indonesia dalam kerusuhan di Dili dalam beberapa waktu terakhir ini. Presiden Yudhoyono menegaskan, "Pernyataan Perdana Menteri Timor Leste, Saudara Mari Alkatiri, menimbulkan persoalan baru antara Pemerintah Timor Leste dan Indonesia, negara Indonesia dan bangsa Indonesia." Pernyataan Alkatiri itu dianggap Presiden Yudhoyono berlawanan dengan semangat dan niat baik Indonesia untuk menjalin dan meningkatkan hubungan baik dan kerjasama di masa depan dengan Timtim. Sementara itu, Presiden Yudhoyono, menyampaikan terima kasih kepada Presiden Xanana Gusmao yang telah menyampaikan kepada Pemerintah Indonesia bahwa ia sendiri tidak melihat adanya keterlibatan dan kegiatan apa pun yang mengaitkan Indonesia dalam kerusuhan di Dili, ibukota Timtim. "Saya hargai pernyataan Presiden Xanana tersebut," katanya. Rasa terima kasih juga diungkapkan Presiden Yudhoyono untuk Alexander Downer. "Saya juga berterima kasih kepada Menteri Luar Negeri Australia, Alexander Downer, yang juga membantah dan tidak melihat bukti apa pun, informasi apa pun yang bisa menimbulkan spekulasi seolah-olah Indonesia mencampuri permasalahan dalam negeri Timor Leste ini," katanya. Sebelumnya, Downer kepada wartawan sesaat sebelum meninggalkan Dili, setelah bertemu Menlu Timtim, Jose Ramos Horta, menepis keterlibatan Indonesia dalam kerusuhan di Dili. "Sama sekali tak ada bukti selama ini dikoordinasi orang-orang tertentu di Indonesia. Juga, tidak terbukti ada orang Indonesia yang terlibat," kata Downer, seperti dikutip surat kabar Timor Express edisi Minggu (4/6), di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Downer mengemukakan pula, Indonesia tidak ingin mengganggu stabilitas Timtim. "Saya kira orang Timtim bisa melakukan (kerusuhan) tanpa membuat desas-desus seperti itu," katanya. Berkaitan dengan hubungan RI-Timtim, Presiden Yudhoyono mengingatkan, PM Mari Alkatiri untuk tidak memojokkan Indonesia. "Saya berharap Perdana Menteri Timor Leste untuk tidak mengalihkan isu, yang pengalihan isu ini hanya akan merugikan nama baik bangsa dan negara Indonesia, yang sesungguhnya juga sahabat dan tetangga Timor Leste," tegasnya. Presiden Yudhoyono mengemukakan, Indonesia sejak mengetahui Timtim mengalami masalah keamanan di dalam negeri pada beberapa waktu lalu telah memposisikan diri untuk menghormati kedaulatannya, yaitu mengambil kebijakan tidak mencampuri urusan dalam negeri Timtim. "Kita tidak ingin mencampuri permasalahan dalam negeri itu, dan bahkan kita memelihara jarak yang pantas, agar sekali lagi tidak ada spekulasi apa pun yang dapat mengaitkan Indonesia dalam permasalahan yang dihadapi Timor Leste dewasa ini," katanya. Karena itu pula, Presiden Yudhoyono menegaskan kembali, Indonesia telah menutup perbatasan Indonesia-Timtim sebagai upaya untuk mengawasi secara ketat kegiatan pelintas batas, dan menghindarkan Indonesia dari tuduhan terlibat dalam kekacauan di Dili. Beberapa waktu lalu, Presiden Yudhoyono juga telah menyatakan bahwa Indonesia berkewajiban mengevakuasi warga negaranya dari Timtim. "Pertama, untuk keselamatan saudara-saudara kita. Yang kedua, jangan sampai keberadaan WNI di sana nanti dikaitkan dengan yang tidak-tidak, yang aneh-aneh, yang sama sekali tidak ada dalam pikiran kita," katanya. Sebelum kerusuhan lanjutan terjadi di Dili pada akhir Mei 2006, Presiden Yudhoyono juga telah menyampaikan bahwa Indonesia siap memberikan bantuan kemanusiaan, jika Pemerintah Timtim menghendakinya. Ia juga berharap, negara dan Pemerintah Timtim dapat mengatasi masalahnya secara baik, dan langkah-langkah bantuan militer serta kepolisian dari negara-negara asing untuk Timtim diarahkan kepada keberhasilan negeri itu sendiri dalam mengatasi permasalah dalam negerinya. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006