Purwokerto (ANTARA) - Salah seorang eksponen aktivis 80, Bambang Barata Aji mengajak semua sukarelawan Joko Widodo (Jokowi) untuk segera bergerak mendukung bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo yang telah diusung PDI Perjuangan sebagai capres pada Pemilu Serentak 2024.

"Ini 'kan banyak relawan Jokowi yang menunggu perintah Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo, red.). Menurut saya, ini aneh karena Pak Jokowi ini 'kan orang Jawa," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa sore.

Ia mengatakan hal itu disebabkan Jokowi menjadi Wali Kota Surakarta melalui PDI Perjuangan, pun saat menjadi Gubernur DKI Jakarta hingga menjadi Presiden RI selama dua periode melalui partai dengan lambang banteng hitam bermoncong putih tersebut.

Selain itu, kata dia, anak dan menantu Jokowi bisa menjadi wali kota berkat dukungan PDI Perjuangan.

"Saya kira 'rasa pangrasa' (sebuah rasa yang menggerakkan pikiran menjadi lebih rasional, red.), kayaknya kalau Pak Jokowi posisinya nanti memutuskan berseberangan, Pak Jokowi kok 'ora njawani temenan' (tidak menunjukkan perangai orang Jawa, red.), Pak Jokowi itu orang Jawa, yang aneh itu relawan-relawan yang belum ambil sikap hingga hari ini," jelasnya.

Ia mengatakan seharusnya begitu PDI Perjuangan mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai capres dan acara tersebut juga dihadiri oleh Jokowi, sukarelawan Jokowi langsung mengambil keputusan untuk memberikan dukungan kepada Gubernur Jateng itu.

Akan tetapi jika seandainya sukarelawan Jokowi itu tidak mendukung Ganjar, kata dia, seharusnya segera memutuskan sikap tetapi jangan membawa-bawa nama Jokowi.

"Karena ini akan menambah panas suasana, dan kalau ada calon lain misalnya Pak Prabowo (Ketua Umum Partai Gerindra dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, red.), banyak relawan ke sana, itu akan mengatakan diperintah Pak Jokowi. Padahal, saya berani memastikan, Pak Jokowi tidak berani perintah," tegasnya.

Aji (panggilan akrab Bambang Barata Aji, red.) mengatakan bagi orang Jawa hal itu "saru" atau "pamali" (tidak sopan, red.) karena dukungan dari PDI Perjuangan kepada Jokowi sangat luar biasa.

Oleh karena itu, kata dia, jika betul-betul mengaku sebagai sukarelawan Jokowi dan mengedepankan kepentingan kebangsaan seharusnya segera bergerak untuk Ganjar Pranowo.

"Soal kalah atau menang, ya nanti. Tetapi kalau relawan itu hitung-hitungannya nanti kalau menang baru bikin relawan, itu bukan relawan namanya, itu namanya 'pamrihan' (mau bekerja kalau ada imbalan, red.)," katanya.

Lebih lanjut, dia memperkirakan saat sekarang baru Ganjar Pranowo yang sudah pasti menjadi capres secara kalkulasi berdasarkan undang-undang karena diusung PDI Perjuangan.

Sementara mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang telah ditetapkan sebagai capres oleh Partai NasDem bersama koalisinya, kata dia, belum ada kepastian karena yang namanya koalisi partai politik dalam perjalanannya bisa mengalami perubahan.

Demikian pula dengan Prabowo Subianto yang dicalonkan oleh Partai Gerindra, sampai sekarang belum bisa dipastikan.

"Situasi ini kemudian dinamikanya mengkhawatirkan dari sisi kebangsaan. Hari ini, dugaan saya, itu nanti akan 'panas' menjelang diusulkan ke KPU soal tarik-menarik siapa pasangannya. Juga saat coblosan, saya duga ini akan 'panas', sehingga perlu suasana yang mendinginkan," katanya.

Terkait dengan hal itu, Aji mengaku akan segera mendeklarasikan terbentuknya kelompok sukarelawan yang diharapkan bisa mendinginkan suasana meskipun arah dukungannya kepada Ganjar Pranowo.

Dalam hal ini, kata dia, kelompok sukarelawan nasional untuk Ganjar Pranowo yang rencananya dideklarasikan pada akhir Mei 2023 itu akan bekerja melalui pendekatan budaya.

"Jangan seperti yang lalu-lalu, ketika pilihannya beda, ini harus bermusuhan," tegas dia yang juga pemerhati budaya.

Sesuai dengan tugasnya, kata dia, kelompok sukarelawan yang akan segera dideklarasikan itu bertugas membantu PDI Perjuangan untuk memenangkan Ganjar Pranowo pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024.

Akan tetapi dalam menjalankan tugasnya, lanjut dia, kelompok sukarelawan tersebut berada di tengah-tengah melalui pendekatan budaya dengan tidak menjelek-jelek calon lainnya.

Ia mengaku sudah melakukan konsolidasi dengan sejumlah kota di 21 provinsi dalam rangka deklarasi kelompok sukarelawan pendukung Ganjar tersebut.

"Kami akan fokus di daerah-daerah yang kemarin (Pemilu 2019, red.) Pak Jokowi belum kuat, terutama Jawa Barat, Banten, Sumatra Barat, dan Aceh, kalau DKI Jakarta masih 'fifty fifty' (50:50, red.)," jelas pendiri Relawan Waduk Biru (Warga Pendukung Bibit Waluyo dan Rustriningsih) pada Pemilihan Gubernur Jawa Tengah Tahun 2008 itu.

Menurut dia, sejumlah tokoh nasional pun sudah siap untuk terlibat dalam kegiatan sukarelawan pendukung Ganjar Pranowo tersebut.

Akan tetapi, dia belum bersedia menyebutkan identitas tokoh-tokoh nasional yang akan tergabung dalam sukarelawan Ganjar Pranowo.

"Tunggu tanggal mainnya," tegas Aji.

Pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijawalkan pada 19 Oktober 2023 sampai dengan 25 November 2023.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu (UU Pemilu) pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.

Saat ini ada 575 kursi di parlemen sehingga pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Bisa juga pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara. ***2***

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Agus Setiawan
COPYRIGHT © ANTARA 2023