Kota Bogor (ANTARA) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat segera mengevaluasi sejumlah komponen untuk mengurangi titik kepadatan rekayasa lalu lintas (lalin) yang diberlakukan dampak dari pembangunan ulang atau revitalisasi Jembatan Otista di pusat kota.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto di Kota Bogor, Selasa, mengatakan dari hasil pantauannya langsung pukul 6.00 WIB hari ini di sejumlah titik persimpangan menunjukkan ada beberapa lampu lalu lintas yang terlalu lama dan perlu penambahan petugas.

Didapati sejumlah titik mengalami kepadatan lalu lintas, namun arus lalu lintas masih tetap mengalir.

"Kita lihat ada beberapa titik terjadi kepadatan. Pertama adalah di Ekalokasari karena arus mobilitas warga yang dari daerah Jalan Pajajaran, Bogor Timur bergerak ke pusat kota dan stasiun melewati Sukasari. Kedua di simpang Lodaya, Jalak Harupat terjadi kepadatan di situ," kata Bima Arya.

Bima Arya pada Selasa (2/5) sejak pukul 06.00 WIB memantau rekayasa lalu lintas yang dilakukan mulai dari titik Tugu Kujang.

Pembangunan ulang Jembatan Otista berlangsung mulai 1 Mei-8 Desember 2023. Pembangunan tersebut menggunakan anggaran Rp101 miliar dari bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Sebanyak Rp52 miliar telah dianggarkan sebelumnya untuk pembebasan lahan dan kini Rp49 miliar untuk pembangunannya.

Dengan menaiki mobil double cabin, Bima Arya berkeliling memantau situasi dan kondisi arus lalu lintas di Jalan Pajajaran, Simpang Jalan Harupat, Simpang Jalan Lodaya hingga Sukasari dan Suryakencana.

Dari hasil evaluasi sementara, lanjut Bima Arya, akan dilakukan penyesuaian lampu lalu lintas, karena dari hasil evaluasi ada beberapa yang terlalu lama sehingga harus dipercepat.

Selanjutnya petugas yang berjaga di lokasi juga akan ditambah sehingga jika terjadi kepadatan akan diurai secara manual.

Kepadatan yang ditimbulkan oleh rekayasa lalu lintas tidak terjadi di semua titik jalan. Seperti halnya di Jalan surya kencana yang lebih lancar dari arus lalu lintas di titik lain.
Bima Arya mengakui bahwa belum semua masyarakat mengetahui rute pengalihan arus.

"Pantauan saya Surken baru 20 persen (jumlah kendaraan yang melintas dibanding hari biasa sebelumnya). Sedangkan yang melalui Bondongan lebih padat lagi ya, karena di beberapa titik menjadi hambatan, ada parkir badan jalan, ada pasar dan sebagainya," katanya.

Selain itu, kata Bima, Keberadaan parkir liar atau parkir badan akan segera disterilisasi sehingga arus lalu lintas tidak terhambat.

"Kita juga akan hitung lagi dari Pajajaran menuju pusat kota volumenya. Ketika padat sekali, jadi akan kita coba melakukan treatment dengan menambah petugas dan penyesuain lampu traffic light," jelasnya.

Pewarta: Linna Susanti
Editor: Nurul Aulia Badar
COPYRIGHT © ANTARA 2023