Jakarta (ANTARA News) - Sedikitnya 15 negara, termasuk Indonesia, telah melaporkan kepada Badan PBB untuk urusan kesehatan, WHO, mengenai kasus flu burung "clade" baru yang ditemukan pada unggas, namun di Indonesia sejauh ini belum menjangkiti manusia.

"Sejauh ini tidak ada kasus flu burung (clade) baru pada manusia di Indonesia. Kasus terakhir adalah masih anak IT (4) dari Parung Panjang, Bogor, meninggal tanggal 6 Desember 2012 yang virusnya masih clade lama 2.1," ujar Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Ke-15 negara yang telah melaporkan ditemukannya virus flu burung "clade" baru itu adalah Iran, Nepal, India, Bangladesh, Bhutan, China termasuk Hong Kong, Vietnam, Mongolia, Republik Korea, Jepang, Romania, Bulgaria, Laos, Indonesia dan Rusia.

Berdasarkan laporan WHO, pada kurun waktu Februari September 2012, virus itu dideteksi di unggas liar (wild birds) di Hong Kong, India and Nepal, dan pada peternakan di Bangladesh, Bhutan, China, India, Nepal and Vietnam.

"Kasus pada manusia tetap hanya ada di Bangladesh yaitu ada tiga kasus dan China termasuk Hong Kong lima kasus. Kasus Bangladesh semuanya ringan. Kasus di China (termasuk Hongkong) meninggal tiga dari lima kasus mereka," kata Tjandra.

Sedangkan di Indonesia, Kementerian Kesehatan kembali melakukan persiapan terhadap penanggulangan flu burung termasuk penularan virus clade baru tersebut antara lain dengan menerbitkan surat edaran bagi Dinas Kesehatan daerah.

"Sesudah Rakor Kesra tanggal 27 Desember 2012, maka kami sudah membuat surat edaran kedua pada tanggal 28 Desember yang isinya menegaskan ulang edaran pertama tanggal 11 Desember 2012 dan menambahkan hasil Rakor," kata Tjandra.

Beberapa hal yang ditambahkan dalam surat edaran itu dijelaskan Tjandra adalah mengenai keberadaan posko kesehatan dan penanganan kegiatan di pelabuhan.

"Staf P2PL secara aktif juga mengecek ke berbagai propinsi dan KKP tentang kesiapan mereka, dan sudah ada berbagai umpan balik seperti edaran lanjutan ke Kab/Kota, ketersediaan obat dan lain-lain," kata Tjandra.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan juga terus melakukan koordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk melakukan pembaruan (up date) data pada unggas dan kegiatan langsung di lapangan.

(A043/S023)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2013