Manado (ANTARA News) - Seorang pilot pesawat penumpang Lion Air batal mendaratkan pesawatnya di Bandara Samratulangi Manado, Sulawesi Utara, karena cuaca ekstrem pada Senin.

Pesawat itu kemudian berputar dan mendarat di Makassar, Sulawesi Selatan demi keselamatan para penumpang.

Cuaca ekstrem meliputi udara Manado pada Senin dengan kecepatan angin mencapai 35 km per jam.

"Pesawat lion air dengan kode penerbangan JT776 dari Jakarta tujuan Manado, yang hampir mendarat di Bandara Samratulangi Manado terpaksa belok, karena angin kencang tadi," kata Humas PT Angkasa Pura Manado, Allan Pusung.

Pusung menjelaskan, pesawat Lion Air dari Jakarta tersebut dijadwalkan tiba di Manado pukul 09.00 WITA, tetapi angin kencang membuat jadwalnya berubah.

"Pesawat tertahan di Makassar sekitar tiga jam dan baru bisa berangkat ke Manado pukul 13.00 WITA dan masuk Manado jauh dari waktu yang ditetapkan yakni pukul 14.20 WITA," kata Pusung.

Prakirawan BMKG stasiun Samratulangi Manado Ratih Prasetya mengatakan, cuaca ekstrim di Manado memang menyebabkan penerbangan jadi bermasalah, karena menghalangi jarak pandang.

"Saat pesawat akan mendarat angin bertiup sangat kencang dan jarak pandang hanya 500 meter, sehingga menyebabkan masalah dan mengancam keselamatan penumpang dan pilot," kata Ratih.

Ia menjelaskan pada keadaan normal jarak pandang mencapai 10 kilometer, tetapi karena cuaca ekstrem jadi sangat pendek, karena itulah maka penerbangan sempat dialihkan ke Makassar.

Leyne Hermanus (33), warga Tulap, Kabupaten Minahasa, mengaku menunggu anaknya sejak pagi, tetapi pesawat terlambat mendarat.

"Saya menunggunya sejak pukul 09.00 WITA dan baru masuk pukul 14.20, asalkan selamat tidak apa-apa," kata Ibu Leyne.

(ANTARA)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2013