"Berdasarkan hasil uji sampel unggas jenis itik yang mati mendadak di laboratorium, memang dinyatakan positif terserang virus flu burung,"
"Itik mati mendadak tidak hanya terjadi di Desa Bakalan, melainkan terjadi pula di daerah lain dengan jumlah bervariasi," ujarnya di Pati, Rabu.
Adapun total itik mati mendadak, katanya, mencapai 2.000 itik dengan jumlah terbanyak terjadi di Desa Bakalan.
Untuk itu, lanjut dia, di daerah dijadikan sampel di laboratorium untuk memastikan mereka positif AI atau tidak.
Meskipun dinyatakan positif AI, dia berharap, masyarakat tidak perlu khawatir dengan hal tersebut, karena penularannya bisa dicegah dengan melakukan keamanan hayati dan penyemprotan cairan disinfektan di kandang itik maupun lokasi temuan itik mati mendadak. (*)
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2013