Lebak (ANTARA News) - Sekitar 1.200 warga Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, yang menjadi korban banjir mengungsi karena permukiman mereka masih tergenang air.

"Selama ini warga korban banjir masih menempati pengungsian, sebab air luapan sungai belum surut," kata seorang petugas di Posko Bencana TNI Sersan Satu Wildan di Rangkasbitung, Rabu malam.

Ia mengatakan, diperkirakan warga yang mengungsi sekitar 1.200 orang, mereka tersebar di Gedung Juang, masjid, sekolah dan pinggir jalan.

Dari 1.200 orang yang mengungsi di antaranya sebanyak 500 orang tinggal di Gedung Juang dan 400 di masjid serta sekolah.

Sedangkan, kata dia, sebanyak 300 orang mereka mengungsi di pinggir jalan.

Mereka warga yang terkena korban banjir tersebar di Kampung Lebak Saninten, Salahur, Kalimati, Kaum Lebak, Muara dan Kebon Kelapa.

Saat ini warga yang mengungsi dengan tikar seadanya, sehingga membutuhkan selimut dan pakaian bekas.

Sebab mereka kebanyakan tidak sempat menyelamatkan perabot rumah tangga dan barang-barang lainya.

Bahkan, ujar dia, banyak juga warga korban banjir hanya pakaian yang melekat di badan.

Banjir yang menimpa permukiman warga begitu deras karena sepanjang Selasa (8/1) terus menerus diguyur hujan hingga Rabu sore.

Dengan demikian, kata dia, hingga kini banjir yang menimpa warga Rangkasbitung belum surut.

"Saya kira luapan air Sungai Ciujung masih tinggi dan ketinggian antara 90 centimeter sampai 1,5 meter," katanya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyalurkan bantuan makanan nasi bungkus, mie instan dan beras.

Bantuan tersebut tentu meringankan beban penderitaan masyarakat yang terkena musibah banjir.

"Kami terus memantau para pengungsian agar mereka merasa nyaman," katanya.

Sejumlah warga Rangkasbitung mengaku mereka terpaksa mengungsi ke Gedung Juang karena rumahnya terendam banjir setinggi 1,5 meter.

"Kami berharap banjir segera surut dan kami bisa pulang ke rumah, sebab jika tinggal di pengungsian khawatir terserang penyakit menular," kata Uce, seorang warga Kalimati Rangkasbitung.
(KR-MSR/M019)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2013