Jakarta (ANTARA News) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan perusahaan yang masih dalam tahap pengembangan usahanya dapat melakukan penawaran umum saham perdana (IPO) meski masih mencatatkan rugi.

Demikian dikatakan anggota Dewan Komisioner dan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida di sela acara Pertemuan Eksekutif Sektor Jasa Keuangan (Financial Executive Gathering/FEG) di Jakarta, Kamis (10/1) malam, menanggapi pertanyaan wartawan terkait dengan IPO PT Saraswati Griya Lestari Tbk (HOTL).

"Pada prinsipnya perusahaan harus `disclosure`, sepanjang sudah di-`disclose` dengan benar kemudian akan diserahkan kepada investor untuk memilih investasinya," ujar Nurhaida.

Menurut dia, akan menjadi masalah ketika perusahaan mengajukan IPO tidak mengungkapkan secara benar dan itu merupakan suatu pelanggaran.

Ia mengatakan bahwa perusahaan yang menjadi pertimbangan agar dapat melakukan IPO jika memiliki prospek kinerja yang positif ke depannya.

"Misalnya, perusahaan pertambangan baru yang sedang ekspansi dan membutuhkan dana operasional sehingga banyak pengeluaran dan belum mencatatkan laba, tetapi ke depannya memiliki prospek bagus. Nah, itu yang menjadi pertimbangan," ucap dia.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Hoesen, mengatakan bahwa pihaknya mengizinkan PT Saraswati Griya Lestari Tbk (HOTL) melakukan IPO meski masih mengalami kerugian.

Pihak BEI menilai ada beberapa ekspansi yang akan dilakukan oleh manajemen PT Saraswati Griya Lestari yang akan meningkatkan kinerja ke depannya.

Ia mengemukakan, ketika melakukan paparan terbatas kepada otoritas Bursa, manajemen HOTL mengungkapkan ada beberapa ekspansi yang akan dilakukan dan berdampak terhadap kinerja mereka.

"Meski demikian kami akan terus memantau mengenai keberlangsungan usaha mereka pada masa depan," kata Hoesen.

Saat ini, Saraswati Griya Lestari telah resmi menjadi perusahaan tercatat di BEI dengan kode perdagangan saham HOTL. Pada pembukaan perdagangan saham perdana, Kamis (10/1), HOTL menguat 29,73 persen menjadi Rp240 dari harga awal Rp185 per saham, dan ditutup di posisi Rp200 per saham.

(KR-ZMF/D007)

Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2013