Kuta, Bali (ANTARA News) - Pantai Kuta tampak kembali normal pascadiserbu badai pasir pada Kamis (10/1) walaupun bendera berwarna merah sebagai tanda larangan berenang masih terpasang di sekitar kawasan itu, Jumat.

"Saat ini meskipun badai tidak lagi menerjang kawasan pantai ini namun bendera merah masih kami pasang," kata Wayan Suweta, salah seorang petugas Badan Wisata Tirta (Balawista) Kabupaten Badung.

Tanda tersebut masih dipasang karena berdasarkan pantauan kondisi gelombang air laut pantai tersebut masih membahayakan bagi para pengunjung terutama anak-anak.

Sebab masih banyak kantong arus di pinggiran pantai yang bisa menyeret pengunjung saat berenang.

"Meskipun ada tanda larangan berenang yang dipasang sepanjang garis pantai, namun kami tetap mengawasi para pengunjung. Karena biasanya meski ada bendera merah, mereka masih nekad saja untuk berenang," ujarnya.

Selain masih ada kantong arus, ketinggian gelombang air laut di pantai tersohor di dunia itu masih tinggi di kisaran satu sampai dua meter.

Andri, salah seorang wisatawan dari Bandung mengaku cukup khawatir akan kondisi cuaca di pantai yang sebelumnya pernah dilanda badai pasir.

"Saya dan keluarga merasa cukup khawatir, oleh karena itu kami tidak berani diri untuk bermain atau berenang di tepi pantai," ujarnya.

Kekhawatiran itu muncul sebab gelombang air laut di kawasan pantai tersebut masih cukup tinggi dan deras sehingga lebih bermain di atas pasir saja.

Berdasarkan pantauan, sejumlah petugas dan masyarakat sekitar tampak sedang membersihkan pasir pantai yang menumpuk di sejumlah jalan trotoar. (*)

Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2013