Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan terus memperluas kerja sama penggunaan mata uang lokal atau Local Currency Transaction (LCT) guna mendukung stabilitas moneter.

Perry menjelaskan, data Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) menunjukkan penggunaan dolar Amerika Serikat (AS) makin menurun. Dari yang sebelumnya pernah mencapai 70 persen, kini penggunaan dolar AS berada di kisaran 50 persen.

“Penggunaan dolar dalam transaksi perdagangan makin turun. Ini yang kita sebut diversifikasi mata uang yang semakin mendukung stabilitas moneter, nilai tukar, dan juga stabilitas sistem keuangan global,” kata Perry dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), di Jakarta, Senin.

Ia tak menampik sebagian besar transaksi di dunia masih menggunakan dolar. Meski begitu, BI tetap akan mendorong perluasan kerja sama LCT.

Menurut Perry, perluasan kerja sama LCT juga menjangkau negara-negara di luar ASEAN, seperti China, Jepang, dan Korea Selatan.

Dengan penggunaan mata uang lokal, kata Perry, maka biaya transaksi perdagangan bisa lebih murah dan risiko nilai tukar juga lebih rendah.

“Yang dulunya harus dikonversikan ke dolar, lalu dolar ke mata uang lokal, sekarang tidak melalui dolar lagi. Itu yang terus dilakukan. Ini juga dilakukan ke berbagai negara,” ujar Perry.

Selain itu, Perry menjelaskan upaya penggunaan mata uang lokal juga bisa dilakukan dengan cara yang efisien. Misalnya, dengan menggunakan kode QR yang tersambung dengan gawai.

“Jadi, biaya transaksinya lebih murah, kursnya juga lebih baik,” kata Perry pula.

LCT merupakan salah satu kesepakatan negara-negara yang tergabung dalam ASEAN+3 untuk memperkuat kerja sama keuangan di kawasan. Negara-negara ASEAN+3 mencakup 10 negara Asia Tenggara beserta China, Jepang, dan Korea.

LCT bertujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS, sehingga dapat memperkuat stabilitas mata uang masing-masing negara anggota.

Saat ini, Indonesia telah menjalin kerja sama LCT dengan lima negara, yakni Malaysia, Thailand, Jepang, China, dan Korea Selatan.
Baca juga: Pemerintah kaji dampak penggunaan LCT secara masif di ASEAN
Baca juga: Ekonom optimistis dampak LCT di ASEAN makin besar dan meluas


Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Budisantoso Budiman
COPYRIGHT © ANTARA 2023