Pekalongan (ANTARA News) - Pemerintah akan memberikan dana puso Rp3,7 juta per hektare bagi petani padi peserta Kredit Usaha Rakyat agar mereka bisa kembali menanam padi untuk membayar kredit, kata Menteri Pertanian Suswono di Pekalongan, Jawa Tengah, Sabtu.

"Bagi petani padi yang sudah mengambil Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan kemudian gagal panen atau puso, maka laporannya akan diverifikasi Dinas Pertanian Provinsi dan kemudian mendapat biaya tanam berikutnya Rp3,7 juta per hektare," katanya saat berdialog dengan puluhan kelompok tani di Desa Kebon Agung, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan, Sabtu sore.

Mentan meminta petani untuk tidak ragu meminjam melalui KUR supaya bisa menerapkan pemupukan berimbang dengan tambahan pupuk kompos karena terbukti mampu meningkatkan produksi 1--2 ton per hektare.

"Penerapan pupuk berimbang per hektare dengan komposisi 100 kilogram urea dan 300 kilogram pupuk NPK serta satu ton pupuk organic atau kompos memerlukan tambahan sekitar Rp1 juta tetapi tambahan pendapatan bisa Rp4 sampai Rp8 juta karena harga gabah saat ini di atas Rp4.000 per kilogram," katanya.

Ia mengungkapkan, KUR bisa diajukan petani tanpa agunan dengan maksimal kucuran Rp20 juta dan bunga 21 persen per tahun, sementara jika menganjukan KUR dengan agunan maka kucurannya bisa sampai lima kali nilai agunan dengan bunga 14 persen per tahun.

"Jika punya agunan senilai dengan ajuan kredit maka ada Kredit Ketahanan Pangan yang bunganya hanya 6 persen per tahun," katanya.

Menurut Mentan, harga pangan dunia akan terus naik karena kebutuhan meningkat sementara lahan pertanian pangan semakin terbatas, ditambah lagi dengan sering munculnya cuaca ekstrem di berbagai belahan dunia.

"Diperkirakan tahun 2045 kebutuhan pangan dunia akan naik dua kali lipat dari kebutuhan sekarang karena penduduk dunia mencapai 9 miliar, ini menandakan prospek tanaman pangan semakin baik," katanya.

Ia menghitung, jika menggunakan pola intensifikasi dan pemupukan berimbang, dengan rata-rata produksi padi tujuh ton gabah kering giling per hektare maka pendapatan petani mencapai Rp30 juta, sementara biaya produksi sekitar Rp6 juta, maka pendapatan petani mencapai Rp24 juta per 4 bulan atau Rp6 juta per bulan.

Pemerintah berupaya menjaga ketahanan pangan dengan menargetkan produksi padi mencapai surplus 10 juta ton pada tahun 2014 sehingga Mentan meminta kepala daerah berupaya meningkatkan produksi padi dan menjaga jangan sampai lahan pertanian tanaman pangan dikonversi menjadi lahan non-tanaman pangan.

"Ke depan tidak hanya kemudahan KUR dan subsidi pupuk, tetapi juga ada subsidi benih sehingga petani akan semakin tertarik mempertahankan usaha tani padi," katanya.

Usai melakukan dialog, Menteri Pertanian didampingi Bupati Pekalongan Amat Antono meninjau kelompok tani yang memproduksi pupuk kompos di Desa Salit, Kecamatan Kajen, dan Desa Purwodadi, Kecamatan Sragen.

Menteri juga mengunjungi embung mini di Desa Pododadi, Kecamatan Karanganyar yang mampu menjaga ketersediaan air selama lima bulan musim kemarau untuk lahan seluas 20 hektare yang ditanami durian, rambutan, lengkeng dan petai.
(B013/Z002)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2013