Purwakarta (ANTARA News) - Sebanyak 800 dus mie instan sumbangan PNS (anggota Korpri) Kabupaten Purwakarta, Jabar kepada korban gempa di Yogyakarta, dikembalikan ke tempat asal karena kadaluarsa. Sekda Purwakarta, Dudung Supardi yang dihubungi Rabu, mengakui pihaknya telah mengamankan mie instan kadaluarsa itu. "Barang (800 dus mie instan) itu dikembalikan karena menurut penelitian Posko bantuan di Yogya, ternyata sudah kadaluarsa," katanya. Mie instan tersebut dikirim ke Yogyakarta pada Senin malam (5/6) untuk diberikan kepada para korban bencana gempa bumi, sebagai bantuan dari anggota Korpri Kabupaten Purwakarta. Pengiriman bahan makanan itu dipimpin oleh Kepala Sat Pol PP, Adang Syarif, dengan didampingi beberapa pejabat Pemkab Purwakarta lainya. Akan tetapi, bahan makanan tersebut hanya sampai di Posko Satkorlak di Yogyakarta, dan terpaksa dikembalikan karena kadaluarsa. Mie instan sebanyak 800 dus tersebut kembali diangkut dengan menggunakan dua truk ke Purwakarta dan tiba Rabu dinihari. Pagi harinya, barang kadaluarsa itu menumpuk di halaman belakang pos utama kantor Bupati, dan menjadi tontonan para PNS yang tengah melaksanakan apel pagi. Mereka menyesalkan kejadian yang dinilai telah memalukan itu terlebih barang makanan tersebut akan diberikan kepada para korban gempa yang kini dalam keadaan menderita. "Niat kita baik yakni akan membantu, tapi kesannya jadi jelek. Bantuan untuk korban musibah, barangnya sudah kadaluarsa," ucap sejumlah PNS sambil menggerutu. Penyesalan juga dikemukakan Dudung Supardi, dengan menyatakan pemeriksaan barang tersebut seharusnya terlebih dahulu dilakukan di Purwakarta, sebelum dikirim ke tempat tujuan (Yogyakarta). Namun ia mengaku tidak mengetahui secara pasti dari mana asal mie instan itu. Sementara sumber Pemkab Purwakarta menyebutkan bahwa mie instan sebanyak 800 dus itu berasal dari Koperasi PNS Kabupaten Purwakarta. Masa berlakunya sudah terlewatkan dua bulan. "Barang (mie instan) itu sudah lama menumpuk digudang karena tidak laku dijual," katanya.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006