Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jaya, Joko Widodo,  menyatakan, akan menyetujui rencana pembangunan enam ruas jalan tol dalam kota jika memang diperlukan masyarakat. Jokowi punya "motto" soal transportasi umum Jakarta, yaitu "memindahkan orangnya, bukan kendaraannya".

"Pembangunan enam ruas tol ini benar-benar akan saya setujui bila memang murni lahir dari kebutuhan masyarakat, bukan dari kepentingan bisnis," kata Jokowi, di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa. Hal enam ruas jalan tol itu dibahas khusus saat itu.

Jokowi mengaku sengaja menggelar dengar pendapat itu, sehingga dapat mengerti proyek tersebut secara jelas sekaligus mengetahui keinginan masyarakat. 

Semula Jokowi berteguh pendapat bahwa jalan tol tidak dibangun; lebih baik membangun infrastruktur Mass Rapid Trans.
  
Namun setelah Menteri PU, Joko Kirmanto, bertemu dan berdialog langsung dengan dia, pendapat itu berubah menjadi "menyetujui asal sarana transportasi umum bisa berlalu di atasnya". Okupansi kendaraan pribadi, terutama mobil yang sangat gencar dipasarkan prinsipal-prinsipal, sungguh sangat dominan di Jakarta.

Alokasi dana APBN untuk BBM bersubsidi banyak terserap pada aspek ini sehingga bisa dibilang tidak tepat dan mubazir sasaran menurut sementara kalangan. Belum lagi sisi polusi udara yang merusak lingkungan secara signifikan.

"Saya akui kalau selama ini saya memang belum mengerti 100 persen mengenai rencana pembangunan jalan tol itu. Tapi melalui dengat pendapat ini, saya sudah jadi lebih mengerti tentang proyek ini," ujar Jokowi. 

Keenam ruas jalan tol dalam kota itu terdiri dari ruas Semanan-Sunter (17,88 kilometer), ruas Sunter-Bekasi Raya (11 kilometer), ruas tol Duripulo-Kampung Melayu (11,38 kilometer), rute Kemayoran-Kampung Melayu (9,65 kilometer), rute Ulujami-Tanah Abang (8,27 kilometer) dan rute Pasar Minggu-Casablanca (9,56 kilometer).

(R027//N002) 

Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2013