Makassar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan memperkuat sinergi bersama seluruh seluruh pemangku kepentingan dalam upaya mewujudkan target penurunan stunting di daerah itu hingga 14 persen pada 2024.

Pj Sekretaris Daerah Provinsi (Sekprov) Sulawesi Selatan Andi Darmawan Bintang dalam keterangannya di Makassar, Kamis, mengaku optimistis target penurunan stunting hingga 14 persen di provinsi itu dapat terwujud.

Apalagi, berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022 yang dirilis beberapa waktu lalu menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Provinsi Sulsel turun, dari 27,4 persen pada tahun 2021 menjadi 27,2 persen pada tahun 2022.

Baca juga: UNICEF dan Pemprov Sulsel diseminasi program KPP cegah stunting

"Kita membutuhkan rata-rata penurunan pravalensi stunting dalam kurun waktu tiga tahun (2022-2024) sekitar 4,5 persen per tahun untuk mencapai target penurunan hingga 14 persen pada tahun 2024," katanya

Untuk itu, kata dia, diperlukan langkah-langkah strategis dan inovasi dalam percepatan penurunan stunting, dengan cara berkolaborasi atau bersinergi dengan pemangku kepentingan, yaitu lembaga pemerintah dan non-pemerintah, perguruan tinggi, organisasi masyarakat, dunia usaha, dan media massa.

Ia menjelaskan salah satu pilar dari lima pilar dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting yang masih menjadi permasalahan sulit di masyarakat adalah pilar kedua, yaitu peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat.

Menurut dia, keberadaan buku pedoman strategis Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP) ini terkait beberapa hal, yaitu kampanye melaksanakan penguatan kapasitas berkelanjutan, melakukan institusi dalam KPP untuk penurunan stunting dan melakukan penguatan peran organisasi keagamaan dalam KPP untuk penurunan stunting.

Baca juga: BKKBN Sulsel gandeng mitra gencarkan program Kakak Asuh Anak Stunting

Baca juga: BKKBN Sulsel perkuat sinergi lintas sektor


Pesan-pesan perubahan perilaku untuk pencegahan stunting perlu disusun bersama dengan memperhitungkan masalah perilaku, pesan kunci, media, kanal informasi, pihak yang terlibat, serta memperhitungkan pendekatan-pendekatan KPP, seperti advokasi, mobilisasi masyarakat, kampanye publik, dan komunikasi antar- pribadi.

"Kita berharap kehadiran buku KPP dapat memberikan dampak dan buku pedoman tersebut dapat diimplementasikan di kabupaten/kota yang belum memiliki buku pedoman strategi KPP pencegahan stunting," ujarnya.

Pada kesempatan itu, ia mengucapkan terima kasih kepada UNICEF, Tanoto Foundation, Yayasan Jenewa Madani Indonesia, yang telah mendukung pemerintah dalam upaya pencegahan stunting di Sulsel melalui serangkaian program komunikasi perubahan perilaku.

Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Endang Sukarelawati
COPYRIGHT © ANTARA 2023