Kunjungan Abe ke Vietnam, Thailand dan Indonesia juga ditujukan untuk memperkuat hubungan dengan ekonomi yang dinamis dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), saat Jepang mencoba untuk menghidupkan kembali perekonomiannya yang lesu.
Pemimpin konservatif itu, yang mulai menjabat pada bulan Desember, pada awalnya mengatakan Washington akan menjadi tujuan pertama tur luar negerinya, namun kesulitan penjadwalan dengan kesibukan Presiden AS Barack Obama tampaknya telah membuat rencana itu tertunda.
Sebelum meninggalkan Tokyo, Abe mengatakan kepada wartawan bahwa ia ingin meningkatkan hubungan dengan negara-negara yang berbagi nilai-nilai yang sama seperti demokrasi dan supremasi hukum.
"Saya ingin menjadikan perjalanan pertama saya ke luar negeri kali ini sebagai awal dari diplomasi strategis pemerintah," kata Abe, yang mencetak kemenangan besar dalam pemilihan umum setelah memberikan pendapat keras terkait sengketa wilayah dengan China.
"Saat ini, lingkungan strategis di kawasan Asia-Pasifik akan mengalami perubahan dinamis. Selama perubahan ini, memiliki hubungan dekat dengan negara-negara ASEAN memberikan kontribusi untuk perdamaian dan stabilitas kawasan dan demi kepentingan nasional Jepang," katanya.
Sikap Abe di 2013 sangat kontras dengan sikapnya saat menjabat sebagai perdana menteri pada periode 2006-2007, ketika ia menjadikan China sebagai tujuan pertama tur luar negerinya dalam upaya untuk memperbaiki hubungan yang memburuk oleh pendahulunya Junichiro Koizumi.
Jepang dan China terkunci dalam pertempuran pahit atas kedaulatan kepulauan Senkaku yang dikendalikan Tokyo. Pulau itu disebut Beijing Diaoyu.
Beijing juga terlibat dalam sengketa teritorial sengit dengan Filipina dan Vietnam atas kawasan di Laut China Selatan yang kaya cadangan energi dan ikan.
Selama perjalanannya, Abe diperkirakan akan menyampaikan pidato kebijakannya di Jakarta, Jumat, kata laporan-laporan, seperti yang dikutip oleh AFP.
(G003/H-AK)
Editor: Heppy Ratna Sari
COPYRIGHT © ANTARA 2013
