Jakarta (ANTARA) -
Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi mengajak semua elemen bangsa untuk memperkuat persaudaraan dan tak membiarkan kontestasi politik menggerus persatuan yang telah terjalin.
 
"Kontestasi politik tidak boleh menggerus persatuan bangsa dan mengikis persaudaraan antaranak bangsa," ujar Zainut dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.
 
Zainut mengatakan pembedaan "kami" dan "mereka" dalam kategori sosial acapkali menciptakan jarak antara satu kelompok dengan kelompok lain, satu golongan dengan golongan lain, bahkan tidak jarang menyuburkan rasa kebencian, terlebih di tahun politik.
 
Maka dari itu, kata dia, sikap, cara pandang dan praktik moderasi menjadi hal yang relevan dijadikan sebagai perspektif dalam melihat persoalan bangsa dan menyikapi perbedaan di antara sesama anak bangsa.

Baca juga: Kemenag latih penyuluh agama dukung rintisan 1.000 Kampung Moderasi

Baca juga: Kemenag perkuat ekosistem masjid lewat Program MPMB

 
"Moderasi beragama adalah sikap jalan tengah, washatiyyah, tidak berada dalam kutub ekstrem dan tidak berlebih-lebihan dalam segala hal. Segala yang berlebih-lebihan seringkali membawa akibat kurang baik, termasuk dalam memuji atau mengkritik melalui media sosial," katanya.

Menurut dia, seseorang atau sekelompok orang akan dipandang moderat apabila mampu mengelola perbedaan menjadi energi untuk kemajuan. Siapa pun yang berbeda pendapat mengenai sesuatu masalah tidak seyogianya dipandang sebagai musuh, tetapi saudara dan kawan dalam berpikir.
 
"Meski saya tidak sependapat dengan anda, tetapi hak anda untuk menyampaikan pendapat saya hormati dan saya bela sampai kapan pun. Begitulah gambaran sikap moderat dalam menyikapi perbedaan," kata dia.
 
Sebuah kemunduran dalam budaya bangsa, kata Zainut, adalah ketika ada sebagian orang menjauhi sebagian yang lain karena tidak sepaham, berbeda mazhab, berbeda paham keagamaan, atau berbeda kubu politik.
 
Orang atau kelompok yang berbeda enggan berdialog dan bertukar pikiran dengan yang lain karena secara apriori mengedepankan sikap defensif dan ofensif, bukan sikap dialogis.
 
"Penanaman wawasan moderasi beragama di dunia pendidikan dan media sosial diharapkan dapat menetralkan sikap ekstrem dalam berbagai hal," katanya.

Baca juga: UIN-Kemenag sinergi tingkatkan wawasan ASN tentang moderasi beragama

Baca juga: Itjen Kemenag kawal implementasi moderasi beragama di Kanwil dan PTKN

 

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2023