Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merasa prihatin terhadap berbagai upaya untuk menggoyahkan dan bahkan mengganti Pancasila sebagai ideologi negara. "Untuk mempertahankan Pancasila, maka upaya tersebut tidak cukup hanya dilakukan oleh pemerintah, tapi juga oleh seluruh elemen masyarakat," kata Ketua Umum Fatayat NU, Maria Ulfa Anshori, kepada pers seusai menemui Kepala Negara di Kantor Kepresidenan, Kamis. Karena itu, Presiden minta para wanita NU yang tergabung dalam Fatayat NU untuk ikut menghadapi upaya mengganti Pancasila. Ketika ditanya wartawan apakah Fatayat NU memang merasakan upaya untuk mengganti Pancasila, Maria Ulfa mengatakan fenomena itu memang bisa dilihat dan dirasakan oleh masyarakat. Fatayat NU akan terus menganggap Pancasila sebagai ideologi negara dan bangsa, karena Fatayat NU menganggap Pancasila sebagai ideologi yang terbaik bagi masyarakat. Para pengurus Fatayat NU menemui Presiden untuk melaporkan berbagai kegiatan untuk menyongsong hari ulang tahun organisasi itu pada 10 Juni yang ke-56. Di antara berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan antara lain pertunjukan wayang semalam suntuk di Jakarta yang diharapkan dihadiri sekitar 10 ribu orang. Dengan menampilkan pertunjukan wayang, Fatayat NU ingin memperlihatkan kepada masyarakat bahwa Islam masuk ke tanah air tanpa melakukan tindakan kekerasan apapun juga. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006