Medan (ANTARA News) - Harga barang elektronik di pasar Medan naik terus hingga lima persen dengan dalih produsen sebagai dampak penguatan nilai tukar dolar AS atas Rupiah dan dipicu kenaikan upah minimum pekerja dan tarif dasar listrik (TDL).

"Yah harga jual barang elektronik semua naik. Kenaikan akibat menguatnya dolar AS dan komponen produksi lainnya seperti UMP (upah minimum pekerja) dan TDL (tarif dasar listrik)," kata Branch Manager Sharp Electronics Indonesia, Medan, Suwandi, di Medan, Jumat.

Menurut dia, kenaikan harga jual sudah berlangsung sejak Desember 2012 dan naik lagi pada Januari ini dimana satu dolar AS sudah di kisaran Rp9.700.

"Total kenaikan harga sejak Desember 2012 ada sekitar lima persen untuk per masing-masing produk. Penyebabnya tak lain karena menguatnya dolar AS dan termasuk kenaikan upah dan TDL yang berpengaruh pada meningkatnya biaya produksi," katanya.

Dia mengakui, meski sebagian besar produk lokal, namun beberapa komponen elektronik yang dihasilkan Sharp dan produsen lainnya itu juga masih tergantung impor.

Makanya, kenaikan harga elektronik juga dilakukan perusahaan lainnya .

"Kemungkinan kenaikan harga elektronik hanya sekitar lima persen seperti dewasa ini saja, sepanjang tidak terjadi gejolak lain seperti nilai tukar dolar AS yang bisa meroket lagi," katanya.

Menyoal tentang dampak kenaikan harga jual dan minat beli konsumen di pasar, menurut dia, diyakini masih mengalami kenaikan.

Kondisi itu, kata dia, karena gaya hidup masyarakat dan merupakan kebutuhan.

Peningkatan penjualan elektronik itu diperkirakan terbesar pada kipas angin, AC, kulkas dan televisi.

"Yang paling meningkat adalah permintaan AC disesuaikan dengan kebutuhan rumah tangga dan faktor cuaca yang trennya panas," katanya.

Untuk semakin dipercaya konsumen sehingga menjadi "leader" di pasar, ujar Suwandi, Sharp dewasa ini semakin menjaga kualitas dan pelayanan ke konsumen seperti melayani service atau perbaikan produk Sharp yang dibeli konsumen dan melakukan promosi menjelang hari besar keagamaan seperti Imlek.

Deputi Direktur Devisi Ekonomi Moneter Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX, Sumut-Aceh, Mikael Budisatrio, menyebutkan, phaknya bersama tim pengendalian inflasi Sumut lainnya dewasa ini semakin berupaya menekan besaran inflasi.

Memang ada tren kenaikan inflasi karena dipicu menguatnya harga jual berbagai barang akibat banyak faktor pada awal tahun 2013 ini, katanya. (ANT)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2013