Algiers (ANTARA News) - Sebanyak 21 sandera dan 32 penculik tewas dalam serangan militer pada Sabtu di Aljazair.

Pasukan khusus Aljazair berhasil membebaskan "685 pekerja Aljazair dan 107 orang asing," kata kementerian dalam negeri dalam laporan awal jumlah korban, dan menambahkan bahwa 21 sandera serta dua orang lain, dan 32 penculik tewas.

Kementerian itu tidak menjelaskan kebangsaan para korban, hanya mengatakan bahwa ada tiga warga Aljazair di antara 32 penculik yang tewas.

Kementerian menegaskan warga Inggris dan Aljazair tewas ketika pria-pria bersenjata menyerang satu bus di kompleks itu pada Rabu pagi.

Menteri Luar Negeri Inggris William Hague mengatakan pada Sabtu bahwa lima warga Inggris dan seorang penduduk Inggris mati atau belum ditemukan di dalam krisis sandera di pabrik gas Amenas itu, yang secara bersama-sama dioperasikan oleh perusahaan Inggris BP.

Kementerian dalam negeri mengatakan tentara berhasil menemukan gudang senjata yang berisi termasuk enam senapan mesin, 21 senapan, dua mortir 60mm, dua roket peluncur RPG, dan 10 granat yang dipasang di ikat pinggang, serta sejumlah amunisi dan bahan peledak.

Krisis dimulai ketika orang-orang bersenjata terkait Al Qaida menyerang bus yang membawa 19 orang asing yang bekerja di kompleks gas Amenas ke bandara terdekat.

Pasukan khusus Aljazair melancarkan operasi penyelamatan untuk membebaskan ratusan sandera yang ditahan di kompleks perumahan di lokasi tersebut pada Kamis, dan membebaskan sebagian besar dari mereka.

Kemudian pada Sabtu pagi, mereka melancarkan serangan terakhir pada pabrik  tempat 11 penculik dan tujuh sandera yang tersisa bersembunyi, dan semuanya tewas, menurut sumber-sumber keamanan.

Kelompok "Cap Jempol Darah" yang dipimpin oleh warga Aljazair Mokhtar Belmokhtar, seorang mantan tentara dan senior Al-Qaida di Afrika Utara, tersebut menuntut diakhirinya intervensi Prancis terhadap gerilyawan  di negara tetangga Mali, kata Kantor Berita Mauritania ANI.

(H-AK)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2013