Kulon Progo (ANTARA News) - Akibat banjir yang melanda Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, sektor pertanian mengalami kerugian sedikitnya mencapai Rp3,42 miliar.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertan) Kulon Progo, Bambang Tri Budi, Minggu mengatakan berdasarkan data yang masuk, area persawahan yang rusak mencapai 104 hektere yang tersebar di tujuh kecamatan yakni Temon, Panjatan, Lendah, Sentolo, Wates dan Galur.

"Saat ini, di Kulon Progo sedang memasuki masa tanam kedua. Usia tanaman padi antara 10 hingga 20 hari. Luasan lahan yang terendam banjir mencapai 104 hektare, dengan rata-rata kerugian Rp3 juta per hektare," kata Bambang.

Data area persawahan yang baru memasuki masa tanam kedua dan terendam banjir, kata Bambang, di Kecamatan Panjatan meliputi bulak Kemendung seluas 15 hektare dengan umur padi 30 hari, bulak Tayuban seluas 16 hektare berumur 32 hari, bulak Krembangan seluas 20 hektare berumur 30 hari, Cerme 16 hektare berumur 32 hari.

Area persawahan Kecamatan Wates yang terendam banjir meliputi bulak Bendungan seluas delapan hektare dengan umur padi 34 hari, bulak Sogan 10 hektare berumur 34 hari, bulak Karangwuni seluas delapan hektare. Area persawahan di Kecamatan sentolo yang meliputi Srikayangan 20 hektare dan Demangrejo mencapai tujuh hektare.

Kecamatan Galur meliputi Karangsewu seluas 20 hektare, Tirtorahayu seluas 29 hektare. Sementara kecamatan Temon seluas 17 hektare.

"Ada beberapa data yang belum masuk seperti Kecamatan Lendah. Kami terus melakukan pemantauan, karena hujan terus mengguyur Kulon Progo," kata dia.

Bambang mengatakan, Dispertan Kulon Progo akan mengajukan permohonan ke Kementerian Pertanian supaya petani yang lahannya terendam banjir mendapatkan ganti rugi. Petani Kulon Progo sudah menanam padi, masa pemupukan pertama dan sudah mengeluarkan biaya pengolahan lahan. Kerugian ini baru untuk area yang sudah memasuki masa tanam, sebab ada ratusan hektare kecamatan Galur, petani baru menyemai benih dengan umur antara tiga hingga 10 hari.

"Kami akan segera mendata secara menyeluruh total sawah yang terendam banjir, kemudian kami akan segera mengajukan permohonan ganti rugi ke Kementerian Pertanian. Kami sangat berharap, petani mendapatkan ganti rugi berupa benih dan pupuk," kata Budi.

(Z003)

Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2013