Beijing (ANTARANews) - Pimpinan Partai Komeito Baru Jepang Natsuo Yamaguchi, Selasa, tiba di Beijing untuk memulai kunjungan kerjanya di Negeri Panda sekaligus menyampaikan surat resmi dari Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.

Kunjungan Yamaguchi dengan membawa surat resmi Perdana Menteri Abe merupakan langkah positif untuk memperbaiki hubungan China-Jepang yang tengah menghangat menyusul sengketa teritorial di Kepulauan Diaoyu di Laut China Timur.

Dalam kesempatan terdahulu, Yamaguchi mengatakan hubungan China dan Jepang harus ditingkatkan dan dipererat di waktu-waktu mendatang.

Ia mengatakan, "China dan Jepang harus melihat secara lebih hubungan yang sudah terjalin dan bersama-sama mencarai jalan untuk memperbaiki hubungan bilateral kedua negara".

Yamaguchi menekankan kedua negara harus memperkuat dialog politik bahkan mendorong terselenggaranya pertemuan tingkat tinggi.

Partai Komeito Baru adalah mitra koalisi Partai Demokrat Liberal yang tengah berkuasa di Jepang. Yamaguchi menjadi anggota pertama partai berkuasa yang mengunjungi China sejak pemilihan umum.

Pada 2010, Yamaguchi melakukan kunjungan ke Beijing setelah insiden tabrakan kapal patroli Japan Coast Guard dan trawler China di Laut China Timur.

Ketegangan antara China dan Jepang akibat sengketa teritorial atas beberapa pulau yang disebut Senkaku di Jepang dan Diaoyu di China terus berlanjut.

Kantor Administrasi Kelautan Negara China, dalam keterangan tertulisnya menyatakan, China kembali mengirimkan tiga kapal intainya di sekitar Kepulauan Diaoyu, Senin.

Ketiga kapal intai itu adalah Haijian 137, Haijian 23 dan Haijian 46. Pihak China menyatakan patroli rutin tersebut sebagai hal wajar untuk menjaga kedaulatan maritimnya di Kepulauan Diaoyu.

Pemerintah China hingga kini terus mendesak Jepang untuk tidak melakukan tindakan provokatif yang memperkeruh situasi di sekitar kepulauan dan meminta Jepang untuk ke meja perundingan.

Dalam beberapa pekan terakhir baik China maupun Jepang terus menunjukkan kekuatan dan kekuasaannya atas pulau yang ditengarai mengandung sumber daya alam melimpah itu, dengan saling mengirimkan kapal intai dan pesawat-pesawat jet tempur.
(R018)

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2013