Klaten (ANTARA News) - Sedikit-dikitnya 23 warga Klaten yang menjadi korban gempa bumi tektonik pada Sabtu (27/5) mengalami gangguan jiwa, antara lain lantaran kehilangan harta bendanya sehingga dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Soedjarwadi, Klaten, Jawa Tengah. Kepala Hubungan Masyarakat (Humas) RSJ Soedjarwadi Klaten, Jauhari Effendi, di Klaten, Jumat, mengatakan bahwa ke-23 pasien tersebut setelah didiagnosis oleh tim dokter RSJ Soedjarwadi menunjukkan mengalami depresi, dan hingga saat ini masih dalam proses perawatan. Menurut dia, kondisi para pasien tersebut saat ini, antara lain ada yang hanya melamun saja, tidak mau makan, menangis, dan murung. Dia menuturkan, para pasien tersebut akan menjalani terapi, karena masih ada kemungkinan untuk sembuh. "Jika tidak ada riwayat gangguan jiwa sebelumnya, maka peluang untuk sembuh masih terbuka," ujarnya. Dia mengungkapkan, di RSJ Soedjarwadi terdapat dua dokter jiwa (psikiater) yang akan membantu proses kesembuhan para korban gempa yang mengalami tekanan mental (depresi) tersebut. Sejak terjadinya gempa, RSJ Soedjarwadi sudah merawat sekira 1.321 orang, dan korban meninggal berjumlah 44 jiwa. Menurut dia, sebagian korban gempa yang dirawat di RSJ Soedjarwadi mengalami patah tulang dan gegar otak. "Hingga hari ini korban luka fisik yang masih dirawat berjumlah 29 orang," tambahnya. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006