Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Jumat sore (15.20 WIB), menguat menjadi Rp9.385 hingga Rp9.410 per dolar AS dibanding sehari sebelumnya senilai Rp9.395 hingga Rp9.440, atau naik tipis 10 poin. "Kenaikan rupiah ini, terutama berkat membaiknya pasar saham Asia yang memicu indeks Bursa Efek Jakarta (BEJ) juga meningkat," kata Analis Valuta Asing (Valas) Bank Mega Tbk, Adrian, di Jakarta, Jumat. Menurut dia, faktor utama yang membuat rupiah menguat karena Indonesia akan membayar utang kepada Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) dalam waktu dekat. Isu positif itu, menurut dia, dimanfaatkan investor lokal yang segera membeli rupiah, sehingga mendorong mata uang lokal itu menguat. Apalagi, lanjutnya, pemerintah AS saat ini cenderung membiarkan mata uangnya melemah di pasar global untuk menahan membengkaknya defisit transaksi berjalan AS. Bahkan, bank sentral AS (The Fed) berencana menaikkan kembali suku bunga AS yang semula diperkirakan akan mengakhiri kenaikannya, namun hal itu tidak bisa dilakukan, mengingat inflasi AS yang cenderung meningkat, katanya. Menurut dia, rupiah pada sesi pagi melemah hingga mencapai Rp9.450 per dolar AS, akibat arus modal keluar investor asing untuk membeli dolar AS menjelang (The Fed) menaikkan kembali suku bunganya. Namun, ia menilai, arus modal yang keluar itu tidak besar, sehingga ada harapan arus modal itu kembali masuk, karena itu peluang rupiah untuk menguat kembali akan muncul. Hal ini terjadi pada sore ini rupiah mengalami kenaikan meski tidak begitu besar, namun merupakan langkah awal untuk bergerak naik lebih jauh, tuturnya. Rupiah, menurut dia, sempat menguat hingga di level Rp9.370 per dolar AS, namun aksi beli rupiah, yang belum mengakibatkan rupiah kembali melemah di posisi Rp9.385 per dolar AS atau naik 10 poin, setelah sempat kembali di atas level Rp9.400 per dolar AS. "Kami mengharapkan Bank Indonesia terus memasuki pasar dengan melepas dolar AS, sehingga tekanan terhadap rupiah tidak begitu besar," katanya. Mengenai dolar AS, ia mengatakan, dolar AS terkoreksi terhadap yen maupun ero, setelah bank sentral Eropa (ECB) menaikkan suku bunganya senilai 25 basis poin menjadi 2,75 persen. Apalagi tujuh negara industri (G7) menghimbau negara berkembang, untuk membiarkan mata uangnya menguat terhadap dolar AS, katanya. Dolar AS terhadap yen menjadi 113,90 dari sehari sebelumnya 114,74 atau turun 0,2 persen dan ero terhadap yen jadi 144,95 dari 145,71 dan dolar terhadap ero jadi 1.2640. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006