Jakarta (ANTARA News) - Ledakan yang menewaskan satu orang di salah satu rumah kontrakan di Kelurahan Bandungan, Kota Pasuruan, Jawa Timur, Rabu (7/6) malam sekitar pukul 23.30 WIB bukan berasal dari bom milik jaringan teroris tapi bom ikan. "Ledakan itu tidak ada hubungannya dengan teroris. Bom itu untuk ikan," kata Wakil Kepala Divisi Humas Polri Brigjen Pol Anton Bachrul Alam di Jakarta, Jumat. Ia mengatakan, kesimpulan itu diperoleh polisi setelah memeriksa para saksi, mempelajari barang bukti dan melakukan olah TKP di lokasi ledakan. Korban tewas adalah Jordan, orang yang mengontrak rumah. Ia tewas di lokasi kejadian karena lukanya parah sedangkan rumah yang ditempati rusak berat. Dua orang yang berada di dalam rumah yakni Siti Fatimah (isteri Yordan) dan M Nasir (tamu) selamat dalam ledakan itu. M Nasir, warga Panarukan, Situbondo, Jawa Timur berada di rumah korban untuk keperluan membicarakan masalah jaring untuk menangkap ikan. Dari keterangan yang diperoleh polisi, keluarga Jordan memang sering menangkap ikan dengan menggunakan bom. Ayah Jordan sendiri juga tewas akibat ledakan bom ikan tahun 1986. "Bom yang meledak termasuk jenis demotin high explosive (berdaya ledak tinggi)," kata Anton. Dari lokasi ledakan, polisi menemukan barang bukti di antaranya 54 kotak bom warna kuning dengan ukuran 10 cm X 8 cm X 4 cm (18 biji) dan ukuran 75 cm X 45 cm X 33 cm (36 biji) dan kotak baterai ukuran 9 volt. Selain itu ditemukan pula 60 sumbu bentuk tabung yang terbuat dari aluminium. Sumbu sepanjang 5 cm ini berisi kapas dan serbuk. "Polisi akan mencari keterangan dari mana bahan peledak itu diperoleh. Isteri Jordan hanya menyebutkan bahwa bahan itu telah berada di dalam rumah sejak setahun yang lalu," kata Anton. Orang yang terlibat dalam pembelian bahan peledak itu dan yang terbukti terlibat bisa dijerat dengan UU Darurat No 12 tahun 1951 tentang bahan peledak, kata Anton.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006