Langkat, Sumut (ANTARA News) - Polisi Resor Kabupaten Langkat Sumatera Utara, telah menahan 38 orang nelayan pelaku tindakan anarkhis pembakaran pukat gerandong dan penyerangan mapoltres Langkat, di rumah tahanan polisi daerah Sumatera Utara di Medan.

"Kita sudah menahan 38 tersangka pelaku anarkhis," kata Wakil Kepala Kepolisian Resor Kabupaten Langkat,Komisaris Polisi Sofwan Khayat di Stabat, Kamis.

Penahanan terhadap 38 orang nelayan tersebut dilakukan setelah adanya bukti-bukti kuat, atas dua pristiwa kejadaian anarkhis yang dilakukan oleh nelayan, katanya.

Kejadian pertama terjadi Senin (21/1) di sekitar perairan Kuala Serapuh, dimana ada dibakar dua pukat gerandong milik salah seorang pengusaha, dengan terperiksa 23 orang, namun yang menjadi tersangka ada 22 orang, dan satu orang dipulangkan.

Sementara untuk kejadian kedua, Selasa (22/1) yaitu penyerangan yang dilakukan massa di Mapolres Langkat, pada awalnya ada 50 orang yang dilakukan pemeriksaan, namun 16 orang telah ditetapkan menjadi tersangka, sedangkan yang 34 orang lagi sudah dipulangkan kepada keluarganya, ujar Sofwa.

Wakapolres Langkat itu juga mengungkapkan bahwa untuk mengantisipasi kejadian lebih lanjut, pighaknya juga sudah melakukan berbagai pertemuan, termasuk dengan tokoh agama seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) Langkat, tokoh masyarakat, dan berbagai elemen masyarakat lainnya.

"Pada prinispnya kita tidak menginginkan adanya tindakan anarkhis lagi," katanya.

Ketika ditanyakan menyangkut dengan tewasnya Suparman (25) salah seorang nelayan penduduk Sei Bilah Kecamatan Brandan Barat, dalam kejadian Senin (21/1), saat pembakaran pukat gerandong dilakukan oleh nelayan.

Sofwan menjelaskan akan melakukan pengusutan dan penyelidikan dilapangan, dan apabila ditemukan berbagai bukti-bukti akan segera dilakukan tindakan.

"Kita akan lakukan penyelidikan yang intensif terhadap hal tersebut," ungkapnya.

Sementara itu salah seorang keluarga korban yang tewas Buhari ketika ditemui di Mapolres Langkat mengakui bahwa Suparman merupakan keluarganya.

"Benar yang tewas dalam kejadian itu adalah masih merupakan keluarganya, kata Buhari.

Saat kejadian itu, sampan yang ditumpangi Suparman, tiba-tiba ditabrak oleh salah satu pukat gerandong yang mengejar para nelayan di perairan Kuala Serapuh, katanya.

Secara terpisah Surkani selaku Ketua Lembaga SWadaya Masyarakat Penegak Amanat Rakyat (PARRA) Sumatera Utara mengungkapkan sangat menyesalkan kejadian yang terjadi tersebut.

Dirinya meminta agar apaat kepolisian juga menindak pelaku tewasnya salah seorang nelayan pada pristiwa itu.

"Kita minta aparat polisi dari polres Langkat, untuk melakukan penyelidikan yang serius terhadap tewasnya salah satu nelayan Langkat," katanya.

Pristiwa ini tidak bleh dibiarkan begitu saja, tentu karena ada pemicunya, maka nelayan meminta dan menuntut agar pristiwa yang sudah berulang kali, ada tindakan nyata dilapangan, terhadap pukat gerandong, pukat tarik dua, yang memasuki perairan tangkapan nelayan tradisionil.
(*)
(T.KR-JRD)

(T.KR-JRD/B/M009/M009) 24-01-2013 14:42:04

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2013