Bekasi (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Jawa Barat, mencatat sedikitnya 1.000 warga setempat mengeluhkan penyakit gatal dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) pascabanjir pada 18--19 Januari 2013.

"Penyakit itu dikeluhkan oleh mereka di 49 titik banjir yang tersebar di 10 kecamatan Kota Bekasi," ujar Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, Dinkes Kota Bekasi, Tetty Manurung, di Bekasi, Kamis.

Menurut dia, warga di Kelurahan Margajaya, Kecamatan Bekasi Selatan dan Kelurahan Sepanjang Jaya, Kecamatan Rawalumbu adalah yang paling banyak mengidap penyakit itu.

"Gatal-gatal dan ISPA memang dua penyakit yang paling sering dikeluhkan korban banjir pascasurutnya air. Keluhan lain juga ada, semisal diare," ujarnya.

Warga di kelurahan tersebut merupakan salah satu yang terkenda dampak parah luapan Kali Bekasi sehingga memaksa mereka mengungsi selama air masih tinggi menggenangi rumah-rumahnya.

"Sekitar 500 warga yang mengungsi di pertokoan Lotte Mart dan eks pom bensin Petronas yang mengeluhkan itu pada petugas posko kesehatan yang kami siagakan di pengungsian. Sementara sisanya berasal dari sejumlah wilayah lain yang juga tergenang banjir," katanya.

Tetty mengataka bahwa keluhan penyakit tersebut memang umum dialami korban banjir sebab luapan air banjir banyak tercemar kotoran dan limbah pabrik. Kebersihan di pengungsian pun belum tentu terjamin.

Menyinggung mengenai keluhan ISPA, dia mengatakan bahwa hal itu terjadi karena kurang nyamannya pengungsian sebab pengungsi dalam jumlah banyak harus berdesak-desakan tidur tanpa alas serta selimut yang memadai.

"Lokasi pengungsian pun tidak tertutup dari udara terbuka. Yang paling rentan ialah anak-anak dan kaum lanjut usia. Mereka yang paling banyak terjangkit," katanya.

(KR-AFR/D007)

Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2013