Malang (ANTARA News) - Taruna Siaga Bencana atau Tagana Kabupaten Malang, Jawa Timur, menyatakan bahwa daerah itu saat ini mulai siaga dan mewaspadai bencana banjir.

"Hujan yang mengguyur terus menerus mulai mengkhawatirkan, apalagi gelombang laut juga tinggi, sehingga masyarakat terutama yang berada di wilayah Malang selatan harus ekstra waspada terhadap musibah banjir," kata Koordinator Tagana Kabupaten Malang Twi Adi, Jumat.

Tingginya intensitas curah hujan selama ini telah mengakibatkan banjir lumpur di wilayah Malang selatan, bahkan hujan deras yang turun, Kamis (24/1) juga mengakibatkan banjir lumpur di dua desa di Kecamatan Sumbermanjing Wetan, yakni Desa Klepu dan Desa Druju.

Akibat gerusan air hujan yang bercampur tanah dan batu itu, satu rumah milik warga, yakni Ponimah (50) mengalami rusak berat. Dan, jalan poros di kawasan itu terendam lumpur hingga sekitar 50 cm.

Untuk mengantisipasi terjadinya banjir, katanya, pihaknya bersama PMI dan tim lainnya juga siaga di beberapa titik di kawasan rawan. "Saat ini kami masih bergotong-royong bersama warga membersihkan lumpur yang merendam jalan," kata Twi Adi.

Dalam musibah banjir lumpur yang menerjang dua desa itu tidak ada korban jiwa, namun kerugian diperkirakan mencapai Rp50 juta. Pada awal Januari lalu, desa tersebut juga dilanda banjir lumpur.

Selain banjir lumpur dan tebing longsor, di kawasan itu juga terjadi jalan merekah sepanjang lebih dari 50 meter dan dikhawatirkan rekahan tanah itu membuat jalan raya Gunung Pletes kembali longsor.

Sementara Anggota DPRD Kabupaten Malang H.Abdulrahman berharap adanya perbaikan jalan secepatnya. "Jalur di kawasan Gunung Pletes ini merupakan jalan provinsi dan jalur utama, sehingga Pemprov harus segera melakukan perbaikan secepatnya," katanya, menegaskan.

Selain Pemprov, katanya, Pemkab Malang juga harus segera membuat akses jalan sirip dan jalan tembus dengan tujuan jika sewaktu-waktu musibah bencana longsor terjadi, tidak mengganggu aktifitas masyarakat.

"Namun, untuk saat ini, masyarakat harus waspada terhadap berbagai kemungkinan bencana, termasuk banjir dan tanah longsor yang menjadi langganan di kawasan itu setiap musim hujan," ujarnya.

Sejumlah desa di wilayah Kecamatan Sumbermanjing Wetan memang menjadi langganan banjir karena berada di daratan rendah dan membelah dua sungai besar.
(E009)

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2013