Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksi antarbank di Jakarta Jumat pagi bergerak melemah sebesar lima poin menjadi Rp9.620 dibanding posisi sebelumnya Rp9.615 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat mengatakan, melemahnya beberapa data ekonomi Perancis menjadi pemicu sentimen negatif bagi mata uang negara berkembang termasuk rupiah.

"Melemahnya kinerja Perancis memicu beberapa mata uang Asia melemah terhadap dolar AS," kata dia.

Meski demikian, lanjut dia, melemahnya beberapa nilai tukar Asia mampu diimbangi oleh Jerman di mana sektor swasta berekspansi pada laju tercepat dalam setahun.

Ia menambahkan, mata uang euro juga berpotensi menuai dukungan tambahan dari pengumuman jumlah pembayaran pinjaman yang akan dikembalikan bank-bank Eropa kepada Bank Sentral Eropa (ECB) pekan depan.

"Ekspektasi menguatnya euro dapat mendorong mata uang Asia termasuk rupiah menguat," kata dia.

Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova menambahkan, kurs mata uang rupiah melemah tipis terhadap dolar AS, meski demikian nilai tukar domestik itu masih dalam penjagaan Bank Indonesia.

Ia mengatakan, masih cukup kuatnya permintaan dolar AS menyusul perusahaan domestik yang membutuhkan bahan baku produksi, membuat mata uang domestik cenderung tertekan.

"Kondisi itu membuat rupiah memiliki kecenderungan tertekan terhadap dolar AS," katanya.

(Ant)

Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2013