Manado (ANTARA) - Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, Yudia P Tatipang mengajak masyarakat yang bermukim di sekitar gunung api tersebut mewaspadai awan panas guguran.

"Kondisi ini (awan panas guguran) berpotensi terjadi sewaktu-waktu, karena itu kami mengajak masyarakat tetap waspada," ajak Yudia di Manado, Senin.

Kewaspadaan ini, penting dilakukan karena berpotensi mengancam keselamatan jiwa warga yang tinggal di lereng gunung serta sungai yang berhulu dari puncak kawah.

"Penumpukan material vulkanik bila runtuh dapat menyebabkan terjadinya awan panas guguran, itu yang harus diwaspadai," ajaknya.

Dia menyebutkan, dari pengamatan pukul 00.00 WITA - 06.00 WITA terekam, 59 kali gempa guguran dengan amplitudo antara 8-30 milimeter dengan durasi 52-113 detik, dua kali gempa vulkanik dalam amplitudo lima sampai 10 milimeter, S-P : 0.52-0.62 detik selama 8-10 detik.

"Gempa guguran masih tinggi," katanya.

Secara visual, kata dia, gunung tampa kabut dengan asap kawah tidak teramati, sedangkan bunyi vguguran lava terdengar lemah hingga kuat.

"Saat ini status Gunung Karangetang masih siaga level III," ujarnya.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian ESDM menaikkan kembali status Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara dari waspada level II ke siaga level III.

Di bulan sebelumnya, PVMBG menurunkan status Gunung Karangetang dari siaga ke waspada pada 26 April 2023 pukul 16.00 WITA.

Baca juga: Guguran lava pijar Karangetang mengarah ke sejumlah kali

Baca juga: PVMBG rekam 60 gempa guguran Karangetang hingga pertengahan Mei 2023

Baca juga: PVMBG naikkan status Karangetang menjadi siaga level III

 

Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2023