Baidoa, Somalia (ANTARA News) - Sedikitnya lima orang tewas dan delapan orang cedera, Jumat, ketika bentrokan meletus di pusat pemerintah sementara tapi tak berdaya di Somalia, kata beberapa pejabat. Dalam pertempuran tersebut, yang tak berhubungan dengan pertempuran sengit antara kubu Islamis dan aliansi gembong perang dukungan AS untuk menguasai ibukota negeri itu, Mogadishu, pasukan pemerintah berhadapan dengan sekelompok pria bersenjata di satu pos pemeriksaan tidak sah, kata mereka. Jurubicara pemerintah Abdirahman Nur Mohamed Dinari mengatakan bentrokan tersebut meletus ketika sekelompok pria bersenjata yang mengawaki perintang jalan dan setia kepada komandan milisi suku setempat menolak perintah agar melucuti pos itu dan kemudian melakukan perlawanan. "Akibat pertempuran tersebut empat anggota milisi dan seorang tetua suku tewas dan delapan orang lagi cedera," katanya. Tetapi para tetus suku mengatakan jumlah korban jiwa lebih banyak; tujuh tewas dan 13 cedera dalam pertempuran itu. Bentrokan tersebut terjadi di dekat bekas gudang yang menjadi tempat parlemen Somalia di Baidoa, sekitar 250 kilometer sebelah baratlaut Mogadishu. Dinari mengatakan pemerintah Kamis memutuskan untuk membantu pemerintah setempat di Baidoa dan lima kabupaten di sekitarnya membersihkan perintang jalan tidak sah, tempat beberapa pria bersenjata mengutip uang dari warga sipil, dan melucuti anggota serta anggota lepas milisi suku. "Ini adalah kebijakan pemerintah, dan kami takkan mengubahnya," katanya. "Pemerintah bertekad untuk menjamin bahwa semua perintang jalan dibersihkan." Bentrokan di pos pemeriksaan semacam itu biasa terjadi di kalangan banyak kelompok bersenjata pelanggar hukum di Somalia. Bagi mereka, barikade tersebut merupakan sumber utama penghasilan. Pertempuran Jumat melibatkan tentara yang setia kepada Presiden peralihan Abdullahi Yusuf Ahmed Yusuf --yang kebanyakan berasal dari wilayah kelahirannya Puntland di bagian utara negeri itu-- dan kelompok pria bersenjata dari milisi yang dikuasai oleh suku Raharwein, yang mendominasi daerah di sekitar Baidoa, kata beberapa saksimata. Kehadiran tentara Yusuf telah meningkatkan ketegangan di kota kecil tersebut, dan milisi lokal mengeluh bahwa petempur dari Somalia utara mengambil-alih penghasilan dan pekerjaan mereka. Pemerintah untuk sementara berpusat di Baidoa akibat ketidak-amanan di ibukota negeri itu, yang telah menjadi ajang pertempuran berdarah antara kubu Islamis dan gembong perang sejak Februari. Hampir 350 orang telah tewas dalam pertempuran tersebut. Pemerintah telah dicabik percekcokan internal dan tak mampu melaksanakan tugas di seluruh wilayah luas negara kacau di Tanduk Afrika tersebut --yang terjerumus ke dalam perang saudara ketika Mohamed Siad barre digulingkan pada 1991.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006