Berlin (ANTARA News) - Tim yang baru pertama kali lolos ke putaran final Piala Dunia, Togo, berantakan setelah pelatih mereka Otto Pfister mundur dan meninggalkan hotel tim, menurut dokter tim tersebut, Sabtu dini hari. Pelatih kelahiran Jerman itu dan asistennya, Piet Hamberg, meninggalkan hotel di Wangen im Allgaeu yang menjadi markas Togo selama Piala Dunia pada Jumat malam, menurut Joachim Schubert kepada kantor berita Jerman DPA. "Sungguh disayangkan semuanya jadi berantakan karena Togo dan Otto Pfister bisa menciptakan cerita indah. Tetapi situasi yang ada tidak lagi bisa ditolerir sang pelatih," ujar Schubert. Perdana Menteri Togo, Edem Kodjo, dan Menteri Olahraga, Ayouta Ouyenga, tiba di hotel tim pada Jumat untuk menyelesaikan masalah pembayaran bonus, yang telah terjadi berbulan-bulan. Para pemain menuntut bonus yang dijanjikan akan diberikan kepada mereka setelah lolos ke putaran final. Pelatih berusia 68 tahun itu mmengambil alih tim pada akhir Februari setelah pendahulunya, Stephen Keshi, yang dipecat menyusul penampilan buruk Togo di Piala Negara Afrika. Perjalanan mereka di Piala Negara Afrika di Mesir itu juga diwarnai kontroversi setelah Keshi harus ditahan agar tidak menyerang pemain bintang Emmanuel Adebayor setelah striker yang bermain di Arsenal itu menuduh Keshi ingin menjadi agennya. Saat itu Keshi mengatakan bahwa Adebayor bertingkah seperti bocah yang masih harus banyak belajar. "Tim ini lebih besar daripada dirinya," kata Keshi saat itu. Namun jelas hubungan Keshi dan Adebayor tidak bisa diperbaiki lagi dan Togo memutuskan untuk menyingkirkan Keshi. Mereka berpaling pada Pfister, yang merupakan pelatih terkenal di Afrika dan pernah menangani beberapa tim nasional di benua itu. Belum jelas siapa yang akan melatih tim pada Selasa (13/6) ketika Togo menjalani pertandingan pertamanya di Grup G melawan Korea Selatan di Frankfurt. Tim lain yang berada di grup itu adalah Perancis dan Swiss.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006