Tokyo (ANTARA News) - Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe Senin, mengatakan Jepang menghadapi "krisis diplomatik dan keamanan", sehari setelah menteri pertahanan mengumumkan rencana memperkuat militer di tengah perselisihan sengit dengan China.

Proposal untuk menaikkan anggaran pertahanan 40 miliar yen (441 juta dolar) atau sekitar 0,8 persen pada tahun ini mulai April memicu kecaman dari Beijing, lapor AFP.

Rencana tersebut juga memasukkan sedikit penambahan personil untuk militer yang berkekuatan 228.000 anggota, kenaikan pertama dalam kurun 20 tahun.

Abe, dalam pidato pertamanya kepada parlemen sejak menjabat bulan lalu, menyinggung tentang "provokasi terus menerus" yang dihadapi oleh negaranya, "membuat kami menghadapi krisis diplomatik dan keamanan".

"Dengan mangambil langkah-langkah penuh guna mengembangkan, mengelola dan melindungi pulau-pulau terpencil dekat dengan perbatasan kami, saya mendeklarasikan sekarang bahwa, di bawah kabinet ini, kami akan dengan tegas mempertahankan jiwa dan milik rakyat Jepang serta wilayah kami, wilayah perairan dan wilayah udara," tambahnya.

Rencana Tokyo memicu kecaman Beijing di tengah perselisihan kedaulatan atas gugusan pulau Laut China Timur.

"Langkah-langkah Jepang di bidang militer dan keamanan selalu menjadi keprihatinan tinggi bagi para tetangga Asianya," kata juru bicara kementerian luar negeri Hong Lei kepada para wartawan di Beijing.

"Kami berharap pihak Jepang bisa komit dengan pembangunan perdamaian, menghormati keprihatinan negara-negara regional, menggunakan sejarah sebagai cermin dan berbuat lebih demi perdamaian dan stabilitas regional."

Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera mengumumkan proposal kenaikan belanja pada Minggu.

Dia juga mengatakan militer akan menambah hampir 300 personil guna membantu mempertahankan pulau-pulau yang diperselisihkan yang disebut Tokyo Senkaku namun dikenal China sebagai Diaoyu.

"Dengan anggaran ini, pesawat yang ada pada kami dapat menjadi sepenuhnya teraktivasikan. Kami akan mampu membangun sebuah sistem yang lebih kuat" untuk memonitor wilayah kami, kata Onodera. (K004)

Penerjemah:
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2013