Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatf (Menparekraf), Mari Elka Pangestu, mengusulkan dalam forum World Economic Forum (WEF) 2013 di Davos, Swiss, agar strategi penerapan smart visa diperluas untuk memfasilitasi pergerakan dan perjalanan orang.

Dewan New Models of Travel and Tourism dari WEF, yang dipimpin Mari Pangestu pada pertemuan WEF yang digelar di Davos, Swiss, pada tanggal 22--26 Januari 2013 itu mengajukan suatu strategi untuk memperluas dukungan pemahaman tentang pentingnya sektor travel dan pariwisata sekaligus melakukan rencana aksi tindak lanjut.

"Strategi yang diajukan berupa perancangan Smart Visa pada tingkat nasional selama periode 2012--2013, tingkat regional hingga tahun 2013, dan tingkat global hingga 2020," kata Mari Pangestu dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Senin..

Program Smart Visa pada dasarnya menitikberatkan pada identifikasi dan promosi "best-practice" dari beberapa penerbitan visa agar dapat memfasilitasi pergerakan dan perjalanan orang.

Beberapa contoh dari Smart Visa yang baik, misalnya, APEC Business Card, free visa Intra-EU dan Intra-ASEAN, e-Visa Australia, Free Transit Visa di Beijing, Smart Visa Uni Emirat Arab, serta visa negara ketiga yang diadopsi oleh Mexico dan Filipina (yaitu bebas visa bagi pemegang Visa Amerika Serikat dan Visa Schengen).

Ia menjelaskan bahwa aksi tindak lanjut pertama adalah pembuatan perangkat pendukung Smart Visa berupa website khusus (akan bernama borders.com) yang akan memberikan informasi mengenai best-practices dan juga menyediakan informasi terkait dengan dampak positif yang diperoleh dari penerapan best practices dalam strategi Smart Visa.

Tindak lanjut kedua adalah perluasan dukungan serta penginisiasian diskusi serta studi pada tingkat nasional dan regional.

"Selain itu juga akan dilaksanakan dialog antarkedua tingkatan tersebut yang melibatkan pemerintah dan sektor swasta pada pertemuan WEF tingkat regional di Peru dan Myanmar dan serta Pertemuan Menteri Pariwisata APEC 2013," katanya.

Usulan itu disampaikan Mari Pangestu saat menghadiri pertemuan tahunan WEF di Davos, Swiss, pada tanggal 22--26 Januari 2013.

Mari Pangestu berpartisipasi dalam berbagai kegiatan, termasuk dalam kapasitasnya sebagai Co-Chair dari New Models of Travel and Tourism Council WEF.

Selain itu, Mari Pangestu juga bertemu dengan sejumlah menteri dan figur-figur berpengaruh lainnya terkait dengan penominasian Indonesia untuk pencalonannya sebagai Direktur Jenderal World Trade Organization (WTO) periode 2013--2017.

Mari berkesempatan mengadakan pertemuan-pertemuan bilateral dengan 15 menteri dari berbagai negara untuk bertukar pikiran mengenai hubungan bilateral maupun sistem perdagangan global.

Sebagai bagian dari agenda WEF, Mari Pangestu juga memimpin sejumlah sesi diskusi yang dihadiri oleh para pemimpin bisnis maupun penyusun kebijakan di sektor travel dan pariwisata.

Dalam berbagai pertemuan terkait dengan Dewan New Models of Travel and Tourism dari WEF, semakin ditekankan pentingnya sektor travel dan pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja, terutama di tengah perlambatan perekonomian global.

"Tren global juga menunjukkan bahwa kita dapat mendorong pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja dengan menyediakan fasilitasi perdagangan dan fasilitasi perjalanan yang lebih baik, termasuk infrastruktur yang lebih baik serta fasilitasi visa," katanya.

Apalagi menurut World Tourism Organization (UN WTO), terdapat 1 miliar wisatawan yang melakukan perjalanan pada tahun 2012.

(H016/D007)

Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2013