Guatemala City (ANTARA News) - Seorang hakim Guatemala Senin memerintahkan mantan diktator Efrain Rios Montt ke meja hijau dengan tuduhan pembunuhan karena membantai lebih dari 1.700 penduduk asli Maya selama rezimnya berkuasa pada 1982-83.

Pensiunan jenderal itu, kini 86 tahun, duduk dengan tenang ketika hakim Miguel Galvez memerintahkan membuka persidangan "kejahatan pembunuhan dan kejahatan terhadap kemanusiaan, lapor AFP.

Keputusan penting itu menandai untuk pertama kalinya pengaduan pembunuhan diajukan di negara Amerika Tengah sepanjang 36 tahun perang saudara yang berakhir pada 1996, mengakibatkan 200.000 orang tewas, menurut PBB.

Di luar gedung pengadilan di Guatemala City, para sanak saudara korban -- beberapa menyematkan bunga anyelir merah dan memeluk foto-foto orang yang mereka cintai -- menyulut kembang api untuk merayakan sesudah keputusan dibacakan.

Rios Montt dituduh mengatur pembantaian lebih dari 1.750 penduduk asli Ixil Maya di Quiche selama masa kekuasaannya.

"Ada dasar serius yang mendudukkannya di pengadilan lisan dan umum karena dugaan keterlibatannya dalam kejahatan yang diarahkan kepadanya," kata Galvez di dalam ruang pengadilan yang kecil yang disesaki sanak keluarga korban dan aktivis hak asasi manusia.

Rios Montt dikenal karena serangan "bumi hangus" terhadap rakyat yang diklaim pemerintah merupakan kaum pemberontak kiri, namun sering anggota komunitas asli Maya tidak terlibat dalam konflik tersebut.

Berpakaian jas abu-abu, mantan orang kuat itu tiba tepat waktu untuk pemeriksaaan. Ketika masuk ruang pengadilan, sekelompok kecil pensiunan tentara berdiri sigap dan memberi hormat kepadanya.

Ketika hakim menyampaikan keputusannya dan mengakhiri pemeriksaan, para aktivis di ruang pengadilan bertepuk tangan dan bersorak, menjadikan kemarahan pensiunan tentara.

Para pembela hak asasi manusia telah bekerja bertahun-tahun untuk mengajukan Rios Montt ke pengadilan, namun dia menghindari tuntutan pengadilan, di suatu kesempatan dengan terpilih sebagai anggota kongres -- dan oleh karena itu mempunyai kekebalan parlementer.

"Kami mulai melihat secercah cahaya di ujung terowongan impunitas yang telah ditanggung Guatemala selama beberapa dasawarsa silam," kata aktivis Iduvina Hernandez.

Human Rights Watch menyebut keputusan untuk menghukum Rios Montt "langkah besar ke arah pertanggungjawaban di Guatemala."

"Kenyataan bahwa seorang hakim telah memerintahkan pengadilan mantan kepala negara merupakan perkembangan luar biasa di negara dimana impunitas kejahatan masa lalu telah lama menjadi norma," kata direktur kelompok Americas, Jose Miguel Vivanco.

Galvez juga menetapkan bahwa dia akan membuka pengadilan pembunuhan terhadap pensiunan jenderal Jose Rodriguez, seorang mantan anggota kepemimpinan militer yang datang ke pengadilan menggunakan kursi roda.

Hakim meminta Rios Montt dan Rodriguez untuk hadir pada pemeriksaan tanggal 31 Januari untuk pengajuan bukti.

Selanjutnya, Rios Montt akan tetap dalam tahanan rumah sementara Rodriguez akan tetap di rumah sakit militer tempat dia dirawat karena stroke yang kata pengacaranya diderita Desember.

Para pengacara Rios Montt, yang berkuasa melalui kudeta Maret 1982 dan memerintah sampai Agustus 1983, membantah bahwa dia tidak pernah mengetahui bawah pembantaian tersebut dilakuian oleh angkatan darat.

"Mereka ingin menancapkan sesuatu kepada Rios Montt yang tidak pernah dia lakukan," kata pengacaranya, Danilo Rodriguez, yang kebetulan adalah seorang mantan gerilyawan.

Pengacara Rios Montt lainnya, Francisco Palomo, mengatakan kepada para wartawan tim pembela akan banding terhadap keputusan Galvez.

"Kami akan mengajukan banding. Kami tidak takut menghadapi pengadilan, sepanjang pengadilan tersebut fair...bukan penghukuman mati rimba," kata Palemo.

Di luar gedung pengadilan, sekelompok sanak saudara korban mendirikan altar sementara, dimana mereka meletakkan bunga dan membakar kemenyan.

Komunitas asli Maya merupakan mayoritas penduduk  pedalaman Guatemala. (K004)

Penerjemah:
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2013