Jakarta (ANTARA News) - Ketua Majelis Perwakilan Rakyat (MPR) Taufiq Kiemas meminta media massa bisa mengawal calon-calon pemimpin bangsa yang akan maju dalam pemilihan presiden 2014 agar bisa menggunakan APBN untuk benar-benar demi kemakmuran rakyat.

"Saya titipkan kepada para wartawan dan media massa agar mengawal siapa yang mau menjadi capres, mau menjadi pemimpin nanti mempersiapkan bagaimana APBN bisa untuk kemakmuran rakyat atau pro rakyat," kata Ketua MPR Taufiq Kiemas saat menerima Panitia Pusat Hari Pers Nasional 2013 di Senayan Jakarta, Rabu.

Panitia Pusat Hari Pers Nasional 2013 yang dipimpin Ketua PWI Margiono mengundang Ketua MPR Taufiq Kiemas untuk hadiri peringatan puncak pada 11 Februari 2013 di Manado, Sulut.

Menurut Taufiq peran media massa sangat besar untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat agar bisa memilih calon pemimpin yang baik.

"Jelang pemilu ini, saya kira wartawan atau media harus membimbing rakyat untuk memilih siapa yang terbaik," kata Taufiq.

Taufiq menjelaskan dengan APBN sebesar Rp 2.000 triliun bisa digunakan dengan baik untuk kemakmuran rakyat.

"Jadi APBN yang Rp2000 triliun ini bisa digunakan untuk kemakmuran rakyat bukan malah untuk bancakan," kata Taufiq.

Menurut Taufiq, media massa mempunyai peran strategis dan harus bisa membimbing pemimpin bangsa agar menggunakan APBN sebesar-besarnya untuk memakmurkan rakyat.

Terkait dengan kebebasan pers saat ini, Taufiq Kiemas menilai hal itu sangat positif dan menguntungkan bagi bangsa.

"Kebebasan pers itu banyak untungnya, memang ada kegaduhan tetapi tidak terjadi benturan. Ini bagus kegaduhan akan berhenti sendiri, semua orang bisa bicara, tapi kalau sudah lelah akan berhenti," kata Taufiq.

Menurut Taufiq Kiemas kegaduhan di media massa justru bagus untuk bergulat dalam perdebatan ide.

"Yang penting buat kanalisasi. Jadi ini justru bisa jadi kanalisasi keadaan, sehingga tidak terjadi bentrokan fisik," kata Taufiq.

Taufiq juga menilai apa yang terjadi saat ini sudah benar. Kebebasan pers tambahnya telah membuat semua terbuka dan pada waktunya pers akan sadar sendiri.

"Pada dasarnya semua wartawan juga nggak mau diadu domba. Wartawan kan pinter-pinter, lama-lama akan sadar sendiri," kata Taufiq.

Sementara ketua PWI Margiono menjelaskan bahwa masukan dari ketua MPR tersebut sangat baik.

"Ini akan menjadi perhatian kami. Media bisa berperan aktif dalam membangun bangsa," kata Margiono.

Acara puncak hari pers nasional akan dilaksanakan 11 Februari 2013 di Manado dan dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono serta mantan Presiden BJ Habibie.

BJ Habibie juga akan menerima penghargaan "Medali Emas Kemerdekaan Pers" karena dinilai telah berjasa besar dalam membuka keterbukaan pers melalui dihilangkannya SIUP.
(J004/Y008)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2013