Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengimbau Pemerintah menempuh langkah serius dalam mengatasi kasus-kasus perundungan yang kerap terjadi di lingkungan pendidikan.

Pernyataan itu disampaikan Ketua MPR menyusul terjadinya perundungan yang menimpa seorang siswa Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, hingga korban akhirnya meninggal dunia.

"MPR berharap pemerintah memiliki langkah serius dalam mengatasi kasus-kasus perundungan yang kerap terjadi di lingkup pendidikan," katanya dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Jumat.

Politikus yang akrab disapa Bamsoet itu menyampaikan duka cita atas kejadian tersebut dan mengutuk keras peristiwa perundungan di lingkungan sekolah.

Baca juga: Pelaku bullying di sekolah tidak hanya siswa bisa juga pendidik

Baca juga: Siswa korban perundungan di Malang telah menjalani operasi


Menurut Bamsoet Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi harus bekerja sama dengan aparat terkait untuk menindaklanjuti kasus perundungan yang terjadi serta tetap memproses secara hukum agar dapat menimbulkan efek jera.

"Sebab, apa yang telah mereka (pelaku) lakukan telah merenggut nyawa orang lain." ujarnya.

Mantan Ketua DPR RI 2018-2019 itu juga menegaskan tidak boleh ada kompromi atas berulangnya kasus perundungan yang terus berulang.

Pasalnya perundungan menyebabkan efek buruk bagi korban, mulai dari psikologis terganggu hingga merenggut nyawa.

"Pihak-pihak terkait dalam hal ini Kemendikbudristek, KPAI, dam aparat penegak hukum harus menyiapkan kebijakan serta sanksi yang tegas yang dapat mengendalikan dan meminimalisir terjadinya upaya perundungan di sekolah," katanya.

Di sisi lain, Bamsoet juga mengingatkan agar para guru dan tenaga pendidik dapat menjalankan peran sebagai orang tua pengganti di lingkungan sekolah guna mengawasi para siswa.

"Sehingga perilaku siswa di sekolah dapat terpantau dan kejadian serupa yakni kasus perundungan tidak terus terulang," ujar Bamsoet

Sebelumnya, seorang siswa SD di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, MDH (9), meninggal dunia pada Sabtu (20/5) setelah menjadi korban perundungan di sekolahnya.

MDH meninggal dunia setelah mengeluh dada dan punggungnya sakit serta mengalami sesak napas dan mengaku kepada dokter yang merawatnya di rumah sakit bahwa ia mengalami perundungan serta penganiayaan oleh empat orang teman sekolah dan kakak kelasnya.

Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota AKP Yanto Sudiarto menyatakan jajarannya pada Minggu (21/5) melakukan pemeriksaan terhadap terhadap enam orang saksi dari pihak keluarga dan sekolah korban.

Baca juga: DP3A Bandung dampingi siswa SMP korban perundungan

Baca juga: Disdik Jabar optimalkan Sekolah Ramah Anak cegah perundungan siswa

 

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2023