Kuala Lumpur (ANTARA News) - Badan sepak bola Asia pada Kamis mengatakan akan melakukan pemilihan presiden baru pada Mei, dengan harapan dapat bangkit setelah hampir selama dua tahun diganggu tudingan penyuapan dan kelakuan buruk yang melibatkan bekas presiden Mohamed bin Hammam.


Pemimpin sementara Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) Zhang Jilong mengatakan bahwa organisasinya ini akan mengadakan kongres di Kuala Lumpur, tempat AFC bermarkas, pada Mei untuk memilih presiden baru, lapor AFP.


Bin Hammam (63) dituding berusaha membeli suara pada pemilihan presiden FIFA 2011, ketika ia menantang Sepp Blatter, presiden FIFA yang posisinya sangat kuat, dan dilarang terlibat dalam sepak bola.


Pebisnis asal Qatar ini secara resmi mengundurkan diri posisinya sebagai presiden AFC, tidak lama setelah komite etik FIFA meluncurkan penyelidikan baru terhadap masalah korupsi yang melibatkan dirinya.


Zhang, yang berasal dari China, diperkirakan akan menjadi salah satu kandidat serius untuk menjadi presiden AFC. Ia mengatakan pendaftaran nominasi akan ditutup pada 3 Maret.


"Kami akan bekerja untuk membuat tahun 2013 layak dikenang untuk sepak bola Asia," kata Zhang.


Bin Hammam, yang pertama kali menjabat posisi puncak itu pada 2002, sudah menjalani masa jabatan terakhir yang masih diperkenankan sebagai presiden AFC.


Ia masih terkena skorsing sementara dari sepak bola meski hukuman seumur hidup yang dijatuhkan FIFA dicabut pada tahun lalu, dan sejauh ini ia gagal membersihkan namanya.


AFC juga berkata pada tahun lalu kemungkinan akan dilakukan penyelidikan terhadap peluang terjadinya praktek-praktek korupsi yang dilakukan Bin Hammam sebagai pemimpin AFC.


Bin Hammam menolak disebut melakukan hal yang salah saat berupaya menjadi presiden FIFA, dengan berkata bahwa uang yang ia berikan pada saat pemilihan merupakan hadiah.


Ia menyebut bahwa sanksi serta hukuman yang dijatuhkan FIFA kepadanya bermotif politik. Meski dulu pernah dekat dengan Blatter, kini kedua sosok itu menjadi terasing satu sama lain.


Bin Hammam merupakan salah satu sosok yang modern di sepak bola Asia, setelah meluncurkan Liga Champions AFC dan mengizinkan Australia masuk ke zona ini. Namun ia juga mengundang banyak kecurigaan dengan gaya kepemimpinannya. (RF/A020)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2013