Jakarta (ANTARA News) - Indonesia akan terus memberikan kontribusinya di tengah masyarakat dunia terutama bagi Kerjasama Selatan-Selatan (KSS) yang banyak diikuti oleh negara-negara berkembang di kawasan Asia dan Afrika.

"Sebagai salah satu anggota masyarakat dunia, Indonesia selalu berperan untuk menyumbang dan berkontribusi bagi masyarakat dunia sesuai dengan amanat Undang-undang Dasar 1945," kata Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Indonesia AM Fachir di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis.

Dia mencontohkan, Indonesia akan terus mendukung kemerdekaan Palestina mengingat negara itu adalah satu-satunya anggota yang masih terbelenggu dalam penjajahan.

"Indonesia memberikan perhatian yang lebih kepada Palestina sebagai satu-satunya negara anggota yang belum merdeka. Negara kita juga mempunyai komitmen untuk memberikan pelatihan bagi 1.000 warga Palestina," kata dia.

Konflik Israel-Palestina mendapat perhatian khusus Indonesia, termasuk dalam forum multilateral. Selain dalam KSS, partisipasi Indonesia juga dilakukan melalui Sidang Majelis Umum PBB, Dewan Keamanan PBB dan Dewan HAM PBB.

Indonesia menyuarakan hak-hak rakyat Palestina termasuk hak untuk menentukan nasib mereka sendiri dan hak untuk berdirinya negara Palestina yang merdeka, berdemokrasi dan memiliki kemampuan ekonomi.

RI berusaha mendorong masyarakat internasional untuk membantu Palestina dalam menemukan solusi yang komprehensif lewat beberapa kerjasama.

Melalui KSS banyak hal bisa dilakukan secara bersama-sama oleh negara-negara Selatan untuk membantu rakyat Palestina keluar dari kemelut yang mereka alami.

Menurutnya penguatan koordinasi antaranggota KSS akan mampu menguatkan negara-negara anggota KSS mengingat anggotanya merupakan negara yang belum mapan dan mandiri secara ekonomi dan politik.

"Selain tujuan itu, Indonesia akan terus menguatkan kemitraan dengan berbagi pengalaman menjalankan roda pemerintahan dengan negara anggota KSS. Dan yang lebih penting lagi ialah semua program KSS harus selalu diarahkan untuk kepentingan nasional sesuai pertimbangan ekonomi, politik dan pencitraan," kata dia.

Kerjasama Selatan-Selatan Indonesia ditandai dengan inisiatif Konferensi Asia-Afrika di Bandung tahun 1955. Kemudian ditindaklanjuti dengan terbentuknya Gerakan Non-Blok di tahun 1961 berpengaruh pada bangkitnya gerakan bersama negara-negara berkembang.

(A061)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2013