Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah telah menetapkan alokasi gas bumi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang kian meningkat beberapa tahun mendatang.

Menteri ESDM Jero Wacik di Jakarta, Selasa, mengatakan dirinya sudah menandatangani keputusan alokasi gas domestik tersebut.

"Sudah saya tanda tangani," katanya.

Mengenai ekspor, Jero Wacik mengatakan tetap perlu untuk menambah penerimaan negara dan memasarkan gas yang tidak terserap di dalam negeri.

"Gas diekspor dengan harga tinggi sehingga bisa dijual ke dalam negeri dengan harga murah," katanya.

Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Gde Pradnyana mengatakan keputusan alokasi akan segera diumumkan pemerintah.

"Mungkin besok (Rabu) diumumkan," ujarnya.

Dirjen Migas Kementerian ESDM Edy Hermantoro menambahkan keputusan alokasi tersebut berisi antara lain pemenuhan seluruh kebutuhan gas di dalam negeri seperti terminal LNG di Banten, Jateng, Jakarta, dan Aceh secara bertahap mulai 2013.

Sementara sumber-sumber pasokan gas di dalam negeri antara lain dari LNG Tangguh yang sebelumnya diekspor ke Sempra, AS, "train" 3 Tangguh, Lapangan Jangkrik, Indonesia Deepwater Development (IDD), dan Masela.

Edy juga mengatakan, alokasi gas untuk Pupuk Iskandar Muda (PIM) yang sudah ditetapkan delapan kargo, kemungkinan berubah menjadi enam kargo.

"Sebanyak 0,5 kargo lainnya untuk pabrik kertas Kraft Aceh dan 1,5 kargo bisa untuk PT PLN," katanya.

Ia juga mengatakan, alokasi gas ke Jateng menunggu persetujuan komersialisasinya dari Kementerian BUMN.

(K007)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2013