London (ANTARA News) - Singapura, yang disebut penyelidik Eropa sebagai salah satu sumber dari ratusan pertandingan yang diatur hasilnya dalam pertaruhan sepak bola global, Selasa berjanji membantu menyelidiki kemungkinan itu, tapi sebagian orang mengatakan hal itu bukan masalah baru.

Sekitar 680 pertandingan termasuk babak penyisihan Piala Dunia dan Kejuaraan Eropa, serta klub top Eropa di Liga Champions, saat ini diidentifikasi dan diperiksa polisi Eropa, agen antikriminal Eropa Europol serta jaksa penyidik nasional.

"Para petinggi Singapura membantu pemerintah di Eropa dalam penyelidikan sindikat pengatur pertandingan internasional, yang dilaporkan melibatkan orang Singapura," demikian pernyataan yang dikeluarkan polisi negara Asia Tenggara itu dikutip Reuters.

"Singapura mengambil sikap tegas terhadap orang yang terlibat dalam pengaturan pertandingan dan berjanji bekerja sama dengan agen penyelidik internasional untuk membongkar sindikat kejahatan itu, termasuk semua orang Singapura di luar negeri yang terlibat, dalam usaha melindungi integritas olahraga itu," demikian dinyatakan.

Para investigator mengatakan, sekitar 380 laga yang dicurigai berlangsung di Eropa dan sekitar 300 lainnya diidentifikasi di Afrika, Asia dan Amerika Selatan.

Pengaturan pertandingan itu juga diduga terjadi dalam berbagai kompetisi liga nasional di beberapa negara Eropa, termasuk dua laga Liga Champions yang salah satunya diadakan di Inggris.

Koran Denmark Ekstra Bladet melaporkan, laga yang dicurigai itu terjadi ketika klub Hungaria Debrecen, juara kompetisi grup Liga Champions 2009 bertanding lawan Liverpool.

Laporan itu menimbulkan kegalauan di Debrecen, yang disebutkan Selasa sebagai kejadian memprihatinkan di lapangan tua itu.

Ekstra Bladet menyatakan, pengaturan laga itu karena keinginan pasar judi yang menginginkan total gol dalam laga klub Eropa itu, yang dimenangi Liverpool 1-0, dan yang menjadi target adalah penjaga gawang Debrecen Montenegrin, Vukasin Poleksic.

Tapi Debrecen mengatakan bahwa tuduhan itu berkaitan dengan badan sepak bola UEFA dan Poleksic dihukum dua tahun pada 2010 karena tidak melaporkan kecurigaan itu ketika mereka melawan Liverpool dan tim Serie A Fiorentina di Hungaria.

Sumber pengaturan pertandingan itu, menurut salah satu pelatih yang dihukum karena menolong kecurangan itu pada dua pertandingan, tidak akan lenyap dalam waktu singkat.

Tipis harapan

Pelatih Burkina Faso Paul Put, yang karirnya muram karena terlibat dalam skandal pengaturan pertandingan di Belgia pada 2005, menyatakan amat tipis harapan masalah itu akan dapat dipecahkan.

"Pengaturan pertandingan selalu terjadi dalam laga sepak bola. Bila Anda lihat pada cabang sepak bola, seperti Lance Armstrong dalam sepeda, hanya ia yang dibicarakan padahal setiap orang menggunakan obat terlarang," kata orang Belgia itu.

"Ketika saya bermain sepak bola, saya melihat banyak hal. Saya kira Anda tidak akan dapat mengubah itu. Amat disayangkan dan saya kira Anda akan menghadapi hal itu dalam setiap cabang olahraga," katanya kepada wartawan Selasa menjelang pertandingan semi final Piala Afrika antara Burkina Faso lawan Ghana di Nelspruit, Afrika Selatan.

Put dilarang bermain sepak bola selama tiga tahun karena terlibat dalam pengaturan pertandingan pada dua laga ketika ia di Lierse pada 2005.

"Anda harus terus melihat apa yang terjadi dalam sepak bola. Banyak pemain internasional yang terlibat dalam skandal pengaturan permainan," katanya.

"Saya kira saat ini lebih buruk dibanding sebelumnya," katanya.

Petinggi sepak bola Bolivia mengatakan, salah satu klub yang dilaporkan media terlibat dalam skandal itu mungkin saat ini sudah dalam pemeriksaan Europol.

"Kami semua tahu federasi ini meminta petinggi internasional untuk menjernihkan isu ini," kata Presiden Federasi Carlos Chavez kepada media lokal, menyangkut keputusan kontroversial yang dibuat wasit Hungaria pada pertandingan persahabatan U-20 pada 2010.

Argentina menang 1-0 setelah wasit memperpanjang pertandingan 13 menit dan menghadiahkan tendangan penalti bagi mereka.

Sepak bola Jerman pernah dilanda skandal pengaturan pertandingan pada dekade lalu, salah satu melibatkan wasit korup yang tertangkap, tetapi Ketua Liga Sepak Bola Jerman (DFL) Reinhard Rauball mengatakan dua divisi top Bundesliga tidak terbukti dalam penyelidikan itu.

"Berdasar pemeriksaan kami, klub Bundesliga dan divisi dua tidak terpengaruh dengan dugaan itu," kata Rauball.

Gambaran berbeda muncul di Spanyol, menurut Wakit Ketua Liga Profesional negara itu (LFP), pengaturan pertandingan dan judi ilegal ada di Spanyol.

"Di sini penyakit itu tidak diakui, jadi Anda tidak dapat mengobati pasien itu," kata Javier Tebas seperti dilansir harian olahraga Marca.

"Banyak institusi yang tidak perduli dengan apa yang terjadi," katanya.

"Ada pengaturan pertandingan dan judi ilegal. Persentasenya kecil tapi itu juga merupakan korupsi dalam sepak bola Spanyol," ungkapnya.

(A008/A011)

Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2013