Surabaya (ANTARA) - Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya menggelar seminar nasional kebangsaan bertajuk "Karakter Bangsa: Satunya Kata dan Perbuatan, Refleksi Pemikiran Bung Karno" untuk membedah pemikiran dari Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno.

"Kegiatan ini bertujuan untuk terus menghidupkan pemikiran Bung Karno dalam era milenial. Melalui seminar nasional ini, diharapkan warisan nilai-nilai Bung Karno, masih dapat tetap berkobar di ucapan dan perbuatan anak bangsa," kata Ketua Yayasan Perguruan Tinggi 17 Agustus (YPTA) Surabaya J Subekti di Surabaya, Selasa.

Subekti mengatakan seminar nasional itu juga diselenggarakan untuk persiapan menghadapi generasi muda yang kurang memaknai Pancasila.

Menurut dia, sebanyak 80 persen generasi muda ingin mengubah ideologi Pancasila dengan ideologi lain.

"Kalau Pancasila diubah maka NKRI juga diubah dan itu tidak boleh. Untuk menyiapkan langkah-langkah dalam mencegah perubahan ideologi ini, kami siapkan berbagai kegiatan salah satunya seminar," ujar Subekti.

Baca juga: Pemkot Denpasar gelar parade baleganjur peringati Bulan Bung Karno
Baca juga: Provinsi Bali rayakan Bulan Bung Karno sebulan penuh


Salah satu narasumber seminar nasional itu adalah Dosen Universitas Airlangga Surabaya, Airlangga Pribadi Kusman yang merupakan penulis buku "Merahnya Ajaran Soekarno".

"Pembahasan terkait pemikiran Bung Karno selaras dengan tahun politik saat ini. Hal itu perlu ditekankan kembali untuk mencairkan tensi dan ketegangan politik," katanya.

Selama ini, kata dia, elit politik seenaknya bicara tentang kepentingan dan menggunakan politik identitas tertentu untuk menyingkirkan lawannya dalam kontestasi politik.

Dia mencontohkan ada beberapa fakta di pemilihan presiden atau pemilihan kepala daerah di tempat tertentu ada kecenderungan elit politik yang "mengipas-ngipas" menyulut sentimen.

"Sentimen itu diarahkan untuk menekankan kepada supremasi dari identitas tersebut, tentang siapa yang menjadi musuh," ujar Airlangga.

Baca juga: Kabupaten Buleleng siapkan 16 kegiatan rangkaian Bulan Bung Karno
Baca juga: Megawati, Jokowi, dan Ganjar akan berpidato pada Bulan Bung Karno 2023


Hal itu berseberangan dengan demokrasi yang sehat, mengingat demokrasi salah satu elemennya adalah kompetisi dan kontestasi.

"Demokrasi adalah sama-sama menjadi warga negara yang memiliki hak sama, saling berdialog dalam urusan-urusan lain, termasuk orientasi politik," kata dia.

Pakar Politik Unair itu menyebut di tahun-tahun politik, narasi identitas masih akan muncul atau digunakan bakal menjadi persoalan ketika berbicara dalam konteks Pancasila.

"Ini akan membentuk iklim demokrasi yang tidak sehat, makin melemah. Benturan sentimen makin menguat dan memperkeruh suasana politik," ucapnya.

Baca juga: Sekolah kebangsaan di Surabaya digelar bertahap hingga akhir Juni
Baca juga: BMI peringati bulan Bung Karno dengan menggelar Konser Bersuka Ria

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Budhi Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2023