Jenewa (ANTARA News) - Keinginan untuk segera mengakhiri seri pembicaraan liberalisasi perdagangan global pada Desember nanti masih sulit dicapai, dengan kemajuan sangat lambat akibat terhambatnya negosiasi Organisasi Perdagangan Internasional (WTO) yang diperkirakan butuh beberapa tahun lagi untuk tuntas. Beberapa pakar memperingatkan, walaupun deadline WTO tinggal tiga pekan lagi, hanya sedikit kemajuan yang dicapai setelah berbulan-bulan upaya dalam menghidupkan pembicaraan Putaran Doha untuk menghilangkan hambatan perdagangan, dilakukan. "Hal yang paling mungkin dilakukan adalah mundur, dan hidupkan lagi (pembicaraan-red) dalam jangka waktu tiga tahun ke depan," kata Alan Oxley, mantan orang dalam di organisasi Kesepakatan Bersama untuk Tarif dan Perdagangan (GATT) yang diubah menjadi WTO satu dasawarsa lalu. WTO yang beranggota 149 negara itu secara resmi masih mengacu pada kerangka 12-bulan waktu penyelesaian pembicaraan, yaitu batas waktu yang ditetapkan dalam pertemuan para Menteri Perdagangan anggota WTO di Hongkong tahun lalu. Sebagian besar negara anggota masih berkeras untuk bisa menepati tenggat waktu yang disepakati. Namun, Oxley menyuarakan komentar Negosiator Utama Swiss, Luzius Wasescha, yang memperkirakan pembicaraan itu butuh dua tahun lagi. Wasescha mengatakan tampaknya akan semakin sulit untuk membuat sebuah kesepakatan yang terkait dengan perdagangan dalam bayang-bayang Pemilihan Umum paruh waktu di AS. "AS tidak akan berada dalam posisi untuk membuat konsensus-konsensus yang substantif pada tahun ini, seperti sebuah keajaiban," kata Wasescha. Para pengamat juga menyebut pemilihan Presiden Perancis tahun depan, yang kemungkinan akan memperlambat terciptanya konsensus apapun oleh Uni Eropa (UE). Para pejabat di Paris juga telah memperingatkan Komisioner Perdagangan Uni Eropa Peter Mandelson akan bahaya yang mungkin jika memberi terlalu banyak. Pembicaraan Putaran Doha telah terkatung-katung sejak pembicaraan awal di ibukota Qatar itu pada 2001. Putaran itu sendiri ditargetkan selesai pada 2004. Tujuan utama adalah untuk menghilangkan hambatan perdagangan dan menggunaan perdagangan untuk meningkatkan kesejahteraan di banyak negara miskin. Sayangnya, para negosiator sulit menyepakati kensensus-konsensus yang diinginkan oleh beberapa negara anggota dan itu menyebabkan molornya tenggat waktu pembicaraan. "Ada sebuah masalah mendasar," kata Oxley. "Sampai negara-negara utama menunjukkan kerelaan untuk mengurangi hambatan, putaran ini tampaknya sulit berakhir," katanya. "Kita belum pada tahap akhir. Sudah waktunya mereka bersikap lebih serius untuk menyelesaikan proses ini." tambah Oxley. Para pemain utama dari negara-negara berkembang dipimpin oleh Brasil dan India mendorong isu pemotongan dalam jumlah besar subsidi pertanian AS dan hambatan kepabeanan Eropa. Saat Washington dan Brussel dipersalahkan karena menjadi penyebab deadlock itu, mereka malah menekan negara-negara miskin untuk memberikan pemotongan yang lebih besar dalam hal pajak untuk barang-barang industri dan lebih banyak liberalisasi di sektor jasa. Berbagai kritik mengatakan bahwa proposal AS dan UE untuk mereformasi rezim perdagangan sektor pertanian mereka, tidak akan memberi banyak keuntungan. Para pejabat utama di sektor perdagangan AS dan UE telah mengungkapkan mereka bisa saja memberi lebih, tapi hanya jika anggota yang lain juga menyepakati konsensus-konsensus tersebut. Memang ada beberapa langkah maju yang telah dilakukan, antara lain konferensi para menteri perdagangan di Hongkong yang menghasilkan kesepakatan untuk memberi negara-negara miskin di dunia akses yang lebih terbuka serta mengakhiri subsidi ekspor pertanian yang dilakukan negara-negara kaya pada 2013. Pertemuan Hongkong itu juga menyebutkan batas waktu 30 April untuk kesepakatan di bidang "modalitas", yaitu jargon WTO untuk formula dan panduan lain untuk mengurangi hambatan perdagangan yang sangat teknis dan kadang menyentuh politik. Namun setelah tanggal itu, para negosiator mengubah batas waktu hingga akhir Juni. Oxley mengatakan penetapan batas waktu memberi sedikit keuntungan: "Saya tidak melihat adanya hal-hal fundamental yang bisa mengubah keadaan sejak pertemuan di Hongkong. Kesepakatan yang prospektif adalah jika ada perubahan yang signifikan dari para pemain utama," katanya. Saat ini ada tanggal lain dalam benak para negosiator, yaitu bahwa AS diperkirakan akan kehilangan posisi negosiasi pada pertengahan 2007 dan Kongres AS akan dapat membuyarkan seluruh kesepakatan. Itu akan dapat menambah kerumitan. Menurut aturan WTO, Putaran Doha terakhir harus disepakati oleh seluruh anggota. Oxley menolak anggapan bahwa reputasi WTO sebagai lembaga perantara perdagangan global - dan masa depannya - akan rusak karena target akhir tahun yang tidak tercapai. "Jika putaran itu tertunda, Anda masih akan memiliki sebuah sistem yang penting dan efektif untuk mengatur perdagangan dan memberikan nilai tambah yang lebih," katanya dikutip AFP.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006