Jakarta (ANTARA) - Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengoptimalkan pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) untuk mengurangi risiko penularan penyakit akibat kualitas udara DKI Jakarta yang tidak sehat.
 
"Dinkes DKI melakukan pelayanan kesehatan di fasyankes secara optimal dan mengurangi terjadinya penularan penyakit," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Selain itu ada banyak sosialisasi atau promosi gaya hidup sehat yang dilakukan Dinkes DKI Jakarta.
 
Ani menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan yang dilakukan Dinkes DKI di Provinsi DKI Jakarta, yakni program promotif (peningkatan kesehatan), preventif (pencegahan penyakit), kuratif (penyembuhan penyakit) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan) untuk mengantisipasi penyakit akibat buruknya kualitas udara di Jakarta.

Baca juga: Pemprov DKI diminta kurangi sepeda motor demi menurunkan polusi
 
Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI melakukan deklarasi Open Defecation Free (ODF) sebagai upaya menjaga kebersihan di Kelurahan Rawa Sari Kecamatan Cempaka Putih,Jumat (27/1/2023). (ANTARA/HO-Dinas Kesehatan DKI Jakarta)
Menurut Ani, kualitas udara yang buruk bisa terjadi karena dua faktor. Taitu faktor alam dan dan faktor manusia dari kegiatan ataupun aktivitas yang dilakukan.
 
"Yang lebih banyak adalah pencemaran yang dilakukan oleh manusia," katanya.

Kota Jakarta yang merupakan Ibu Kota negara dengan pergerakan pembangunannya sangat dinamis maka secara langsung ataupun tidak langsung akan berdampak pada pencemaran udara dan ada beberapa provinsi di sekitarnya yang ikut menyumbang pencemaran udara.
 
Faktor lingkungan, kata Ani, berpengaruh sangat besar bagi kualitas udara di Jakarta dan sekitarnya. Seperti polusi yang disebabkan asap kendaraan bermotor, limbah asap industri atau pabrik, aktivitas rumah tangga, efek timbunan sampah dan lain-lain.
 
"Lingkungan yang baik untuk Jakarta dan semua wilayah pada umumnya tentu saja lingkungan yang bebas dari polusi udara," ujar Ani.

Baca juga: DLH DKI luncurkan alat pemantau kualitas udara
 
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto meluncurkan alat pemantau kualitas udara akibat polusi buruk dalam memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023 dan HUT Kota Jakarta ke-496 di Terowongan Kendal, Jakarta Pusat, Minggu (4/6/2023). ANTARA/Siti Nurhaliza/aa.
Pada Selasa (6/6), indeks kualitas udara di Jakarta berada di angka 120 dengan polutan PM 2.5 dan nilai konsentrasinya berada di angka 43.1 µg/m³ (mikrogram per meter kubik).
 
Dengan angka itu, Jakarta masuk dalam posisi kelima di dunia dengan penghasil udara yang tidak baik.
 
Melihat kondisi tersebut, Dinkes DKI mengingatkan warga Jakarta untuk menggunakan transportasi publik untuk mengurangi pemakaian kendaraan pribadi di jalan raya dan tidak membakar sampah.
 
"Pesan untuk warga DKI, gunakan masker untuk mengurangi masuknya udara yang kotor ke dalam paru-paru agar terhindar dari penyakit akibat polusi udara," katanya.

Selanjutnya segera kunjungi Puskesmas terdekat bila terdapat permasalahan akibat udara yang tidak baik.
Baca juga: Dinkes DKI edukasi gaya hidup sehat hadapi kualitas udara tak sehat

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Sri Muryono
COPYRIGHT © ANTARA 2023