Dubai (ANTARA News) - Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan Teheran tidak akan bernegosiasi mengenai persoalan program nuklir jika  ditekan negara-negara Barat.

Di sisi lain, Ahmadinejad akan bersedia duduk satu meja perundingan dengan musuh-musuhnya jika negara-negara tersebut berhenti "mengacungkan senjata."

Dalam pidato perayaan 34 tahun revolusi Islam Iran, Ahmadinejad menggunakan kata-kata yang lebih bernada damai dibanding Wali Fakih atau pemimpin tertinggi Ayatullah Ali Khomeini, yang pada 7 Februari lalu menolak desakan Amerika Serikat agar kedua negara bernegosiasi langsung.

Dalam penolakannya, Khomeini mengatakan bahwa "perundingan" dan "tekanan" adalah dua hal yang tidak bisa disatukan.

Ahmadinejad sendiri tidak mempunyai kewenangan untuk memutuskan dilakukannya negosiasi terkait program nuklir. Kewenangan tersebut sepenuhnya berada di tangan Khomeini.

Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya mencurigai Iran sedang mengembangkan persenjataan atom dan menggunakan program energi nuklir sipil untuk menyamarkannya. Tehran menolak dengan tegas tuduhan tersebut.

"Kalian tidak bisa mengacungkan senjata sambil mengancam rakyat Iran agar mereka mau bernegosiasi," kata Ahmadinejad di depan ratusan ribu orang yang berkumpul alun-alun Azadi (yang bermakna kebebasan) dan dikutip Reuters.

"Perundingan tidak boleh digunakan sebagai alat untuk memaksakan pendapat seseorang, jika kalian berhenti mengacungkan senjata pada rakyat Iran, saya sendiri yang akan datang untuk bernegosiasi," kata dia.

Tehran ssedang mencari cara untuk melepaskan dri dari berbagai sanksi yang telah memukul ekspor minyak mentah sekaligus menurunkan nilai mata uang rial sampai setengah dari tahun lalu. Hal itu memicu inflasi yang tinggi dan mmengurangi daya beli masyarakat biasa di negara tersebut.

"Saat ini, para musuh kita sedang berusaha sekuat tenaga untuk menekan bangsa Iran untuk mengehentikan kemajuan yang telah dicapainya, namun mereka tidak akan berhasil," kata dia.

(G005)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2013