Paris (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius pada Minggu mengatakan pembicaraan antarpejabat tinggi Libya dengan diplomat Barat di Paris pada pekan ini akan berpusat pada masalah keamanan menyusul penggulingan Moamar Gaddafi.

"Meskipun niat baik dan bakat pemimpinnya, tidak ada cukup keamanan di Libya," kata Fabius pada Televisi BFM menjelang perundingan pada Selasa tersebut, lapor AFP.

"Pertemuan pada Selasa bertujuan untuk membantu mereka mengontrol perbatasan mereka, untuk memberi mereka dukungan guna mencegah senjata bergerak ke segala arah," katanya.

Fabius akan bergabung dalam pembicaraan itu bersama dengan timpalannya dari Libya, Mohamed Abdulaziz, para menteri luar negeri dari Inggris, Italia, Denmark, Turki dan Malta serta para pejabat tinggi Libya.

Diplomat senior dari negara-negara lain juga akan ambil bagian. Konferensi itu akan diikuti oleh kunjungan Perdana Menteri Libya Ali Zeidan ke Paris, Rabu, untuk bertemu dengan Presiden Francois Hollande.

Upaya untuk menghidupkan kembali perekonomian Libya juga akan dibahas, saat beberapa menteri Libya bertemu pada Senin malam dengan kepala bisnis Prancis.

Sumber-sumber diplomatik mengatakan pembicaraan itu adalah hasil dari keprihatinan serius terhadap keamanan Libya, termasuk membanjirnya senjata dari tempat-tempat penyimpanan Gaddafi di seluruh wilayah sejak runtuhnya rezim tokoh itu.

"Kabar buruknya adalah bahwa ada risiko keamanan nyata di Libya, kabar baik adalah bahwa Libya tidak dalam penyangkalan. Mereka ingin kami menawarkan solusi pada mereka," kata salah satu sumber diplomatik.

Gerilyawan yang menguasai Mali tahun lalu adalah satu dari sejumlah pihak yang dipercaya mendapat manfaat dari penjarahan gudang senjata Gaddafi. (G003/B002)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2013