Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo mengatakan, pihaknya bersama Kementerian Perdagangan mendorong perluasan gerai duty free atau bebas bea guna meningkatkan wisata belanja di Indonesia.

Angela mengatakan bahwa program bebas bea tidak hanya meningkatkan perekonomian Indonesia, tetapi juga menyerap tenaga kerja, meningkatkan investasi dan lainnya.

"Ketika kita mem-branding, mungkin duty free program ini kalau dari kacamata pariwisata ini, nanti para wisatawan ketika mereka mau datang ke Indonesia sudah ada intensi untuk berbelanja," ujar Angela ditemui di Jakarta, Kamis.

Program bebas bea ini dinilai Angela dapat memberikan dampak positif bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Wisatawan mancanegara dapat dengan bebas belanja berbagai macam produk lokal mulai dari makanan dan minuman, pakaian, sepatu, aksesoris dan lainnya.

"Contohnya saja misalnya, kita mau ke Singapura ada intensi untuk berbelanja, ada niat kan di situ. Jadi mental dan dompetnya itu sudah disiapkan, bukan hanya sekadar impulsif buying saja," kata Angela.

Ia menyampaikan wisata belanja diprediksi terus meningkat baik di dalam negeri maupun luar negeri. Global retail market size pada 2022 mencapai 55,74 miliar dolar AS dan akan meningkat dua kali lipat pada 2030.

Baca juga: Wamenparekraf sebut 3 hal dalam memajukan desa wisata

Baca juga: Kemenparekraf targetkan PDB pariwisata 2024 sebesar 4,5 persen


Lebih lanjut, rata-rata pengeluaran wisatawan Nusantara untuk makanan dan minuman atau kuliner sebesar 17 persen, belanja 12,44 persen dan souvenir 5,4 persen pada 2021. Sedangkan wisatawan mancanegara, 21,94 persen untuk kuliner, 10 persen belanja dan 3,2 persen untuk souvenir.

"Saya melihat suatu tren yang sangat menarik, jadi untuk makan minum dan shopping ini meningkat dari tahun ke tahun, nah ini sesuatu yang kita harapkan bersama pastinya," kata Angela.

Saat ini di gerai bebas bea berada di Gedung Sarinah Jakarta. Sarinah Duty Free adalah etalase dari keunggulan produk-produk lokal dan mendukung cultural diplomacy.

Gerai tersebut menyajikan ratusan merek internasional mulai dari produk rokok, minuman beralkohol, makanan, perhiasan, serta produk lokal dengan standar global seperti tas yang terbuat dari kulit dan anyaman, bir dan anggur merek asli Indonesia, makanan khas Indonesia seperti teh dan kopi, makanan ringan, juga perhiasan nusantara, pakaian dan kain Indonesia.

Baca juga: Sandi yakin Angela istiqomah emban tugas Kemenparekraf selama "nyaleg"

Baca juga: Wamenparekraf: Batik berperan sebagai alat diplomasi budaya

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA 2023