Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Gabungan Perusahaan Nasional Rancang Bangun Indonesia (Gapenri) Dhira Nandana mengatakan jasa industri engineering, procurement, and construction (EPC) atau rancang bangun dan kerekayasaan diyakini mampu menjadi penggerak peningkatan penggunaan barang dan jasa dalam negeri.

Hal tersebut disampaikan Dhira pada diskusi bertajuk "Peran Penting Jasa Rancang Bangun Industri (EPC) Untuk Mendukung Pembangunan Industri Nasional" yang digelar oleh Forum Wartawan Industri (Forwin) di Gedung Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Jakarta, Jumat.

"Melalui kerja sama dengan pihak terkait termasuk Persatuan Insinyur Indonesia dan industri, kami yakin bahwa EPC dapat menjadi penggerak peningkatan penggunaan barang dan jasa dalam negeri," kata dia.

Ia menjelaskan EPC atau jasa konstruksi terintegrasi merupakan salah satu bentuk dari jasa yang dituangkan dalam kesepakatan kontrak pada beberapa sektor pekerjaan.

"Pelaksana kontrak bertanggung jawab untuk seluruh aktivitas pekerjaan sejak perancangan atau desain (engineering), pengadaan bahan dan peralatan (procurement), pelaksanaan konstruksi (construction) sampai dengan pengujian untuk siap dioperasikan atau diserahterimakan kepada pemilik," ujarnya.

Menurut Dhira, perlu kerja sama dari berbagai pihak agar EPC Indonesia semakin diberdayakan. Dari 112 anggota, sebagian besar telah berkontribusi dalam pembangunan proyek strategis nasional.

"Untuk meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN), harus mengajak teman-teman dari Indonesia, karena kalau tidak, tidak ada benefit-nya untuk Indonesia," ucap Dhira.

Sementara itu, Ketua Komite Kerja Sama Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Raymod N. Rasfuldi menyatakan saat ini terdapat 80.000 insinyur yang terdaftar di PII.

Jumlah tersebut dinilai masih kurang jika melihat aspirasi dari Kementerian Perindustrian untuk mendukung sektor EPC.

"Jumlahnya masih kurang, mungkin kemudian kita perlu 200.000 insinyur untuk bisa mendukung aspirasi pemerintah kita untuk bisa melaksanakannya, termasuk soal yang terkait TKDN," ujar Raymond.

Menurutnya, peran aktif insinyur untuk mendukung EPC dan jasa konstruksi terintegrasi mulai dari desain, perencanaan proyek dengan keahlian teknisnya, mengontrol kualitas, manajemen proyek hingga memberikan inovasi dan solusi yang akhirnya bisa memberikan hasil untuk mencapai apa yang ditargetkan pemerintah ialah sangat penting.

Pada kesempatan sama, Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kimia Farmasi dan Tekstil Kemenperin Abdullah menyampaikan Kemenperin terus mendorong kelancaran pembangunan pabrik petrokimia di Indonesia, yang menjadi salah satu sektor yang banyak menggunakan jasa EPC.

"EPC nasional berpeluang ikut berperan dalam proyek-proyek strategis industri petrokimia nasional yang dicanangkan dalam peta jalan pengembangan industri petrokimia," ujar Abdullah.

Selain itu, Abdullah mengaku optimis peran jasa industri EPC juga sangat potensial dan signifikan dalam mendukung program peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN).

Sementara, Sub Koordinator Bidang Jasa Industri Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Surya Ambar Wijaya mengatakan perubahan teknologi akibat industri 4.0 harus diantisipasi oleh EPC nasional.

Untuk bisa berperan dalam peningkatan TKDN, EPC nasional juga didorong untuk dapat mendukung hilirisasi sumber daya alam (SDA) yang ada di Indonesia.

"Pembangunan industri maupun perluasannya untuk industri manufaktur yang bersifat diskrit seperti perakitan, relatif belum tergarap EPC nasional. Selain itu, EPC untuk industri kecil menengah (IKM) juga belum disentuh," ungkap Surya.


Baca juga: Kemenperin: jasa EPC dukung pembangunan industri

Baca juga: Kemenperin: Jasa rancang bangun jadi lokomotif pembangunan industri

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Nurul Aulia Badar
COPYRIGHT © ANTARA 2023