Ramallah (ANTARA) - Kunjungan kenegaraan Presiden Palestina Mahmoud Abbas ke China meletakkan dasar untuk memperkuat hubungan bilateral kedua negara, kata Anggota Komite Pusat Fatah Palestina Abbas Zaki.

Zaki menambahkan China dan Palestina adalah sahabat yang lebih dekat daripada saudara.

Menurut dia, China dan Palestina senantiasa saling mendukung dalam kepentingan inti mereka.

China dengan tegas mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk memulihkan hak-hak mereka secara sah dan mendukung pembentukan Negara Palestina merdeka, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, dan berdasarkan perbatasan tahun 1967.

Dia mengatakan Palestina menghargai seruan China untuk penyelesaian masalah Palestina secara adil dan komprehensif di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan berbagai level lainnya. Kunjungan Abbas itu pun akan memperkuat hubungan bilateral.

Berbicara tentang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) China-Arab pertama tahun 2022, Zaki mengatakan KTT tersebut merupakan tonggak sejarah dalam hubungan China-Arab dan akan memandu arah pengembangan hubungan China-Arab di era baru.

"Saya sangat senang melihat China lebih terlibat dalam urusan Timur Tengah setelah KTT China-Arab tahun lalu," kata Zaki.

Dengan dimulainya kembali hubungan diplomatik antara Iran dan Arab Saudi, menurut dia, hal itu merupakan hasil dari Inisiatif Keamanan Global (GSI) yang diusulkan China.

Zaki mengatakan bahwa pemulihan hubungan itu menandai perubahan lanskap politik di Timur Tengah serta meningkatkan kesadaran tentang persatuan dan kemerdekaan di antara negara-negara kawasan.

Negara-negara Barat yang dipimpin Amerika Serikat (AS) membuat kawasan itu tidak stabil.

"Irak, Libya, dan Suriah dihancurkan oleh mereka, dan Sudan saat ini menghadapi fragmentasi," ujarnya.

Menurut Zaki, AS secara konsisten menunjukkan bias dan standar ganda dalam masalah Palestina, menghambat kemajuan pemulihan hak-hak sah rakyat Palestina.

Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
COPYRIGHT © ANTARA 2023