Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa defisit APBN 2006 yang sebelumnya ditargetkan 0,7 persen diperkirakan meningkat menjadi 1,5 persen dari PDB antara lain karena kebutuhan rehabilitasi dan rekonstruksi Yogyakarta dan Jateng. "Defisit anggaran yang lebih tinggi disebabkan banyak faktor, termasuk belanja luncuran dari APBN 2005 dan peningkatan belanja untuk pendidikan, subsidi listrik, pembayaran bunga, dan rehabilitasi dan rekonstruksi Yogya dan Jateng," kata Sri Mulyani dalam forum pertemuan Consultative Group on Indonesia (CGI) di Jakarta, Rabu. Sedangkan untuk defisit pada RAPBN 2007 diperkirakan 0,7 hingga 0,9 persen dari PDB yang akan ditutup dari pembiayaan CGI dan non CGI serta penerbitan obligasi pemerintah. Sementara untuk pertumbuhan ekonomi tahun 2006, katanya, diperkirakan hanya sekitar 5,7 hinngga 5,9 persen dan pada 2007 proyeksi pertumbuhan adalah 6,0 sampai 6,5 persen. "Dengan demikian pemerintah akan terus mempertahankan kebijakan makro ekonomi yang bisa menahan potensi external shocks dan gangguan pasar," katanya. Dalam kesempatan tersebut, Menkeu juga mengatakan, meskipun Indonesia berada dalam tantangan pasar global yang terus berubah, Indonesia terus mengalami momentum ekonomi yang kuat yang terlihat dari perubahan pola pertumbuhan dari consumption driven menjadi investment and export driven. Secara keseluruhan, menurut Menkeu, neraca pembayaran Indonesia terus mengalami perbaikan yang terlihat dari adanya surplus pada transaksi berjalan, transaksi modal, dan transaksi keuangan.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006