Yogyakarta (ANTARA News) - Endapan awan panas dari Gunung Merapi hingga Rabu malam terus mengisi jurang Kali Gendol di wilayah Dusun Jambu, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sehingga kedalaman jurang itu tinggal 30 meter dibanding semula yang mencapai 75 meter. Bupati Sleman Drs Ibnu Subiyanto Akt beserta rombongan yang meninjau dusun itu, Rabu malam, memperoleh laporan dari petugas Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (Satlak PBP) Sleman bahwa material vulkanik Merapi sudah mengisi jurang Gendol. "Kedalaman jurang yang semula sekitar 75 meter, saat ini tinggal 30 meter," kata bupati kepada wartawan di Cangkringan, Sleman. Ia mengatakan jalan menuju kawasan wisata Kaliadem yang hanya berjarak sekitar 5,5 kilometer dari puncak Merapi, sejak dari pintu gerbang ke atas tertutup material vulkanik berupa pasir dan abu. Dengan kondisi seperti itu, menurut bupati, pemkab tidak akan menambah persiapan dalam menanggulangi bencana Merapi, khususnya di barak pengungsian maupun tempat pengungsian lain. "Pemkab Sleman juga tidak akan menggelar rapat koordinasi khusus, terkait dengan bencana Merapi ini," sambungnya. Bupati juga mengatakan apabila terjadi hujan deras bisa mengakibatkan banjir lahar dingin yang mengalir sejauh tiga kilometer dari Dusun Jambu. Karena itu, pihaknya bersama instansi terkait lain akan segera mengambil langkah antisipasi untuk mengendalikan kemungkinan terjadi banjir lahar dingin, sehingga lahar dingin tetap mengalir di jalurnya, tidak menyimpang ke kawasan pemukiman penduduk atau lahan pertanian. "Di bagian bawah, pasir di Kali Gendol akan dikeruk, sehingga apabila terjadi aliran lahar dingin bisa tertampung lagi di tempat itu," kata dia. Sementara itu, Asisten Sekwilda Bidang Pemerintahan Kabupaten Sleman Setyobudi yang juga Sekretaris Satlak PBP kabupaten ini mengatakan semua persiapan untuk penanggulangan bencana Merapi masih standar, karena penduduk yang sekarang diungsikan lagi jumlahnya masih seperti sebelumnya. Bupati Sleman pada kesempatan itu membantah berita yang mengatakan ada lima warga yang hilang pasca kejadian awan panas besar, dan menyusul hujan abu di wilayah selatan Merapi. "Tidak benar berita itu, karena kami berada di lapangan dan tahu persis semua yang terjadi di wilayah ini," tandasnya. Sementara itu, di Desa Kepuharjo warga mengalami kesulitan untuk mendapatkan makanan serta air minum, karena tangki untuk memasak yang ada di dapur umum tergelincir.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006